Pernah
mengagumi seseorang? Sekedar kagum atau suka, apalah namanya. entah cantiknya,
tampannya, cerdasnya, aktifnya dan nya
nya nya yang lainnya. Yang pasti saat kamu bertemu dengannya kamu merasa
senang? Apalagi bertemunya diwaktu yang tak terduga. Rasanya itu bertemunya sekilasss, tapi perasaannya
berkelasss. Kamu pasti merasa itu adalah sebuah rezeki yang tak terduga,
haha... tapi jangan salah, pertemuan itu juga bisa menjadi sebuah ujian. Maka kamu
harus pandai-pandai mensiasatinya.
Mengapa sebagai rezeki? Karena hal
itu menyenangkan hati. Hehe.... disaat kamu ingin bertemu dengannya, biasanya
nggak bakal ketemu, tapi terkadang sosok itu muncul disaat kamu sedang tidak
berharap apa-apa. Nah....rezeki banget kan ya...
Dan mengapa sebagai ujian? Dalam Islam
saja sudah jelas bahwa kita harus menundukkan pandangan terhadap lawan jenis. Ah
saya tidak mau membahas hal ini dari sisi agama terlalu jauh, karena masih
banyak ustadz dan ustadzah yang lebih mumpuni untuk menjelaskannya. Tapi saya
akan membahas ini dari sudut psikologi saja (padahal saya juga bukan psikolog hehe piiiisss...). saya ulangi,
mengapa sebuah pertemuan dengan orang yang kamu sukai bisa sebagai ujian? karena
pada saat itu kamu sangat dilarang berharap memilikinya, kamu sangat dilarang memikirkan
hal-hal yang tidak penting, karena masih banyak yang lebih penting yaitu belajar, pada saat itu kamu sangat
dilarang berangan jauh tentangnya, pada saat itu kamu sangat dilarang ke-GR-an
dengan sapa manisnya, dan banyak larangan-larangan lagi yang menekan
perasaanmu. Pada saat itu kamu cukup membalas sapaannya dengan senyum. Kemudian,
LUPAKAN!!!
Nah, kamu butuh trik untuk mengatasi
itu semua. Dan itu perlu dibangun dengan kokoh dari akar-akar pikiran dan
perasaanmu. Kamu harus pandai
mengendalikan perasaanmu, jangan sampai perasaanmu yang mengendalikanmu. Mungkin
kamu perlu menancapkan beberapa hal berikut:
Ini
yang paling sedehana:
Ah sudahlah,
dia lho biasa aja ketemu aku, masak aku luar biasa...
Atau
kamu berhusnudzan terhadapnya:
walah dia lho
anak baik, anak rajin, pasti mikir sekolah dan sekolah, sungkan ah.
Atau
ini yang sedikit suudzan tapi baik untuk kesehatan, haha:
Dia lho nggak
suka tipe anak seperti aku, nggak usah berharap deh ya...
Yang
berikut ini juga boleh ditancapkan ke jidad biar nggak kelewat berharap:
Ah dia sudah
calonnya orang, percuma berangan-angan.
Masih
banyak cara lain untuk menekan perasaanmu, dan mana yang topcer hanya kamu yang lebih tahu.
No comments:
Post a Comment