Hari ini, ada teman saya yang kurang beruntung. Dompetnya jatuh. Alhamdulillah kemudian ditemukan, namun uangnya sudah tidak ada. Menurut saya nominalnya cukup besar untuk seorang mahasiswa. Tapi Alhamdulillah surat-surat dan kartu-kartu pentingnya tetap ada. Sepahit apapun, kita harus pandai-pandai bersyukur. Teman saya ini tipe orang yang selalu menghadapi masalah dengan santai, selalu belajar mengambil hikmahnya, dan memandang masalah dari banyak sisi yang berbeda. Saya sering belajar darinya. Disaat seperti itu, harusnya saya yang menghiburnya, tapi justru saya yang dibuat ketawa olehnya dengan cerita lucunya ketika pertama kali belajar naik sepeda.
Dengarkan ini sob, saya punya
beberapa kisah yang cukup bisa menjadi perenungan. Dulu ada seorang Bapak juga
mengalami hal demikian. Nominalnya berjuta-juta malah. Tidak disangka saja ada
orang yang tega menipunya. Bukan si bapak
sendiri sih korbannya, tapi teman-temannya juga. Disaat teman—teman si bapak
sedang murka dan mengumpat-umpat agar si tersangka celaka, si bapak hanya
berdoa semoga Allah melapangkan rezekinya. Dan berkata buat apa toh mengumpat, lebih baik didoakan
semoga si tersangka bisa mengembalikan uang-uangnya. Daripada si tersangka
benar-benar celaka malah tidak bisa mengembalikannya.
Dan kini Alhamdulillah, Allah
mengabulkan doa si Bapak. Allah memberi si Bapak rezeki selain dari pekerjaan
tetapnya, juga dari pekerjaan sambilannya. Bahkan anak-anaknya si Bapak pun
tidak pernah merasa kekurangan. Sepahit apapun,
kita harus pandai-pandai mensyukuri nikmatNya.
Ada
lagi cerita, kamu sendiri pasti juga sudah mendengarnya. Dosen kita yang
memenangkan undian sepeda motor saat jalan sehat beberapa mingu lalu,
dengar-dengar saat beliau masih mahasiswa dulu pernah kehilangan sepeda motornya.
Ya mungkin Allah telah menggantinya sekarang. Maka apapun yang terjadi pada kita, sudah seharusnya kita selalu behusnudzan
kepadaNya.
Segala yang kita punya di dunia ini
hanyalah titipan dari Allah SWT. Kita hanya cukup berusaha menjaganya. Apapun itu,
harta kita, jabatan kita, atau anak-anak kita (bagi orang tua ya hehe).
No comments:
Post a Comment