Teman-teman
mau mengakui atau tidak, jika sakit biasanya dokter selain berkata “minum yang
banyak” juga selalu bilang “jangan terlalu stres”. Memang, selain faktor
makanan, faktor pikiran juga sangat berpengaruh dengan kesehatan. Mau
se-higienis dan sesehat apapun makanan tersebut, tapi jika perasaan dan pikiran
lagi tak menentu, ini juga tidak bisa disepelehkan lho.
Ada
contoh kasus lagi, untuk teman-teman yang lagi di perantauan untuk mencari
ilmu. Pasti juga pernah merasa sedikit aneh. Padahal badan lagi nggak sehat.
Lagi drop. Tapi kalau sudah dibawa pulang kampung, tiba-tiba jadi sehat. Itu
dia, mungkin teman-teman tidak sedang sakit, tapi sedang rindu keluarga, atau
sedang merasa stres dengan beban-beban tugas yang ada. Setidaknya kita butuh
sedikit istirahat barang satu atau dua hari di rumah.
Dulu
zaman saya masih sekolah, saya beberapa kali pergi ke dokter dan dibilangin
“jangan terlalu stres ya, dek”. Dan bapak yang mendampingi saya ikut-ikut
menambahi “iya dok, anak saya ini terlalu memikirkan sesuatu. Apalagi
sekolahnya”. Hemmm baru nyadar, ternyata saya adalah tipe anak perasa dan
pemikir. Pakek banget. Dulu sih yang dipikirkan cuma sekolah dan sekolah,
sekarang sudah mahasiswa, sudah semakin gede jadi yang dipikirkan semakin
beragam. Dan yaa...akhirnya salah satu yang tampak adalah berat badan yang
ringan jauh dari ideal. Huhuhu.... apalagi saya sempat terkena virus-virus
merah jambu, berat badan saya sekarang turun sekitar 3kg. Bayangkan, bisa-bisa
saya terbang kalau ada angin lewat, wuuush...
Makanya
teman-teman...jangan bersedih, berbahagialah. Meskipun keadaan sepahit apapun, terkadang kita harus berpura-pura
bahagia. Terkadang senyum palsu itu dibutuhkan. Demi menebar energi positif
disekitar. Kalau kita sudah merengut, sekitar kita rasanya juga suram. Saya
berterima kasih kepada teman saya, Mita. Selalu menegur saya “ojok ngono
wajahmu (jangan kayak gitu wajahmu)”. Untuk siapa saja yang membaca tulisan
saya ini, saya mempunyai permintaan kepada kalian (siapa suruh baca tulisan
saya :P ), Tegur saya bila saya tidak tersenyum ya, kawan. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment