Friday 29 August 2014

DIA DAN TINGKAH BODOHNYA

Friday, August 29, 2014 4 Comments


Hey, kamu tahu pemuda berkaca mata itu siapa namanya?”, Dia menunjuk seorang pemuda dengan lirik matanya, bertanya pada tiang gedung yang kebetulan ada di sampingnya. Tiang gedung acuh, tak memberi jawaban. Dia  sesekali mencuri pandang. Lalu menunduk kembali. Mencoba melirik lagi, pemuda itu tetap menatap tajam. Menatap tajam layar laptopnya. Lalu dia pergi.

Hari berganti...
hey, kamu tahu dimana tempat tinggal pemuda berkaca mata itu?”, lagi-lagi dia menunjuk pemuda dengan lirik matanya, kali ini dia bertanya pada angin. Angin pun tak kalah acuhnya dengan si tiang tembok. Tetap tak ada jawaban. Lalu dia menghela nafas berat.

Hari berganti...
Dia bergegas menuju tempat dimana dia biasanya bisa  melihat pemuda berkaca mata itu. Tapi tak lama dia putar badan lalu pergi. Pemuda berkaca mata itu tidak ada. “dimana pemuda itu?”, tanya dia pada rerumputan yang diinjaknya dengan berjalan tertunduk.

Hari berganti...
Dia berjalan dengan temannya. Berdiskusi soal tugas kuliah sepanjang jalan. Membahas harus mulai darimana mengerjakannya, metode apa yang akan digunakan, dan siapakah yang menjadi sasaran percobaan alatnya, lalu.....lalu temannya mengaggukkan kepala pada pemuda berkaca mata itu-menyapa. Lalu pemuda berkaca mata itu pergi-hanya lewat. Iya, hanya lewat. “siapakah pemuda itu?”, tanya dia pada tumpukan buku yang ada di dekapannya. Dan sama, tumpukan buku pun acuh, tak memberi jawaban.

Tuesday 26 August 2014

TERUNTUK KAMU DARI SAYA YANG SEMPAT LUPA

Tuesday, August 26, 2014 0 Comments

Teruntuk kamu yang disana:
Apa kabar? Lama sekali kita sudah tak bertukar kabar. Kamu sedang sibuk apa? Kira-kira masih ingat aku tidak? Iya...aku yang waktu ituu...hmmmm. iya saya yang dulu terlalu berharap. maaf, saya sempat lupa.

Saya sempat lupa bahwa:

Sedekat apapun hubungan kita bangun saat ini, sekuat apapun upaya kita mempertahankan jalinan cinta, jika memang tak jodoh, Allah punya jutaan cara untuk memisahkan kita
-Ahmad Rifai Rifan-


Teruntuk kamu yang entah dimana:
Halooo...kamu kapan akan datang? saya disini sempat lelah menunggu kamu yang jauh disana. Maaf saya sempat lupa.

Saya sempat lupa bahwa:
Sejauh apapun jarak yang terbentang antara kita, sebesar apapun rintangan yang hadir nantinya, jika memang jodoh, Allah punya jutaan cara untuk menyatukan kita.
-Ahmad Rifai Rifan-

Teruntuk kamu yang ada disini:
Loalaah...baru sadar, yang disini bisa juga menjadi...... Maaf, saya sempat lupa.

Saya sempat lupa bahwa:
terkadang orang sibuk melihat yang jauh, hingga yang dekat jadi terabaikan”
-saya-

Teruntuk siapa pun:
Hey, lihatlah! Saya disini menunggu sambil menulis sebuah cerita. Juga sambil mengukir jejak. Saya disini sedang memoles sebuah kanvas. Juga sedang menyusun tangga nada.

Untuk apa?
Cerita, jejak, lukisan, dan lagu untuk dibaca, dilihat, dan didengarkan.

Sunday 24 August 2014

TERSANDUNG ? KEEP SMILE

Sunday, August 24, 2014 0 Comments

keep smile

                                                           
Tersandung. Ketika seseorang tersandung ada kalanya orang tersebut hanya sedikit melompat kemudian menyeimbangkan badannya kembali, ada pula yang sampai jatuh tersungkur. Tersungkur pun ada yang masih menahan kepala sehingga hanya sebagian dari badannya yang sampai tanah, namun ada pula yang sampai kepalanya terbentur tanah, alias jatuh sejatuh-sejatuhnya. Apapun jenis jatuhnya, dimanapun jatuhnya, dan apapun penyebabnya, bangkit adalah yang harus dilakukan. Boleh juga apapun jatuhnya, minumnya jangan lupa. Hehehe... Nggak harus teh botol “itu” lho. Kenapa setelah jatuh harus minum? Nggak tahu sih, biasanya anak kecil digituin sama orang tuanya kalau habis jatuh. Katanya untuk ngilangin kaget. *yuk kembali serius*.

Dengan pemahaman yang baik, jatuh merupakan katrol kita untuk menjadi orang yang lebih baik dan lebih kuat. Pemahaman baik hanya lahir dari pemahaman yang baik :) orang dengan pemahaman yang baik, akan lebih berhati-hati dalam berjalan agar tidak tersandung lagi, apalagi tersandung pada sandungan yang sama. Itulah orang-orang yang merugi. Kita pun sering mendengar bahwa“Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”. maaf saya tidak tahu kelimat bercetak tebal tersebut sumbernya dari mana, merupakan hadits nabi atau ucapan seseorang siapa atau siapa, tapi yang pasti saya setuju sekali.

Semua orang punya masalah, termasuk saya. semua orang pernah gagal, termasuk saya juga. Sedikit kisah dari saya, sebelum bisa masuk jurusan saya sekarang ini, saya gagal mengikuti tes masuk perguruan tinggi sampai tiga kali. Saya sedih? Iya lah. Tapi cukup sehari. Besoknya saya harus bangkit lagi, bersiap untuk mengikuti tes berikutnya. Yang selalu saya pegang ucapan dari bapak saya adalah “hati senang pikiran tenang”. Jadi saya harus tetap senang, tidak boleh sedih, agar pikiran tetap tenang untuk bertempur selanjutnya. Sedikit curhat dari saya ya, hihi...saya juga pernah galau segalau-galaunya karena ditinggal orang kesayangan dan sudah saya percaya, tapi saya sadar bahwa galau terus-terusan hanya memperburuk keadaan. Itulah jatuh yang membuat saya jadi “seperti ini”. Seperti apa? Ya seperti ini. Lihat dan nilai sendiri,hehehe...

Jatuh sangat dekat dengan kesedihan, tapi dibalik kesedihan pasti ada kebahagiaan. Kebahagiaan terletak pada jiwa kita. Ketika kita jatuh, kita sedih. Setelah itu kita harus bahagia. Yang berubah bukanlah keadaannya. Keadaannya tetap sama bahwa kita sudah jatuh, tapi yang berubah adalah jiwa kita bahwa kita sudah bahagia. Dan mari belajar untuk memiliki jiwa yang selalu berbahagia. Jiwa yang bahagia lahir dari diri yang selalu mensyukuri segala hal.

Tuesday 12 August 2014

MAAFKAN SAYA, WAHAI PENGAMEN

Tuesday, August 12, 2014 0 Comments


Kemarin adalah hari yang cukup mengerikan bagi saya. Ya Allah...saya hanya berlindung kepadaMu. Ibuuuuuuk...saya memohon ridlo dan doamu.

Jadi begini ceritanya..

Kemarin (11/8), waktu jam makan siang. Saya dan temen kerja praktek saya makan di warung dekat kantor. Disitu banyak sekali warung berjejer-jejer dan tentu banyak juga yang menyerbunya. Rame pakek banget. Meskipun makan di warung tapi saya dan teman saya membawa makanan dari rumah, bukan dari rumah seh, melainkan dari daerah kosan. Makanan dekat kantor terbilang cukup mahal, nasi pecel saja Rp.10000, bakso, mie ayam juga Rp.10000, itu belum minumnya. Ya tinggal ngali aja selama 5 hari. Cukup keroso, pemirsa.... akhirnya kami memutuskan untuk bontot  makan dari daerah kosan.
Jadi kepikiran, besok kalau punya suami yang kerja diluar rumah sebisa mungkin sih bawain dia bontotan, hehehehe... kayak ibuk saya yang sering bawain bontotan Bapak, ciyeeeeee hahaa.... *hayuk kembali ke topik awal*
Waktu itu saya pergi ke warung hanya dengan nasi bungkus saya, tidak membawa dompet, dan tidak ada uang sama sekali di kantong kostum saya. dari bawahan, atasan, apalagi jilbab, tidak ada uang yang tersembunyi. Kemudian datanglah seorang pengamen. Dia ibu ibu. Saat itu saya asyik ngecepres dengan teman saya dan tidak begitu menghiraukan si ibu ibu tadi. Ya berdasarkan pengalaman sih, kalau ada pengamen di warung yang rame gitu kalau kita nggak ngasih paling-paling ya dikasih pembeli lain, atau pemilik warungnya. Tapi saya kok merasa ganjal ibu ibu ini tidak lekas beranjak dan terus bernyanyi. Lalu saya bilang “ngaputene, buk”, dengan seanggun mungkin. Ya karena kondisi saya tadi seperti itu.
Astaghfirullahaladziim....ini tidak saya sangka sebelumnya, dan ini adalah peristiwa yang pertama saya alami, semoga juga yang terakhir, si ibu tersebut mendoakan kelak anak saya akan menjadi pengamen. NAUDZUBILLAH....YA ALLAH....HAMBA BERLINDUNG KEPADAMU YA ALLAH....
Lalu saya harus bagaimana pemirsa?
Saya takut, iya, saya takut. Ini kecerobohan yang tidak saya sengaja, membiarkan pengamen terus bernyanyi dan berharap saya memberinya uang T.T
Saya langsung lari ke ibu saya, (SMS maksudnya), saya bercerita dan meminta doanya. Saya meminta agar ibu berdoa untuk anak-anak dan cucu-cucunya akan menjadi orang sukses. Padahal tidak saya minta ibu selalu berdoa seperti itu. Tapi itulah yang saya lakukan.
Jadi kawan, untung saja pengamenitu berdoa kepada saya dengan suara keras sehingga saya bisa mendengarnya. Sehingga saya mengetahui kesalahan saya. bagaimana kalau tidak? Bagaimana juga dengan kalian yang mungkin secara tidak sengaja telah menganiaya orang lain dan orang tersebut berdoa yang tidak baik untuk kalian secara diam-diam. Naudzubillah...
Saran saya sih, kalau saja kita yang teraniaya, kalau saja lho yaaa...jangan pernah berdoa buruk untuk orang lain, berdoa yang baik baik saja untuk diri sendiri. Itu jauh lebih baik dan menguntungkan. Hmmmm.....

Follow Instagramku