Sunday 24 August 2014

# Opini

TERSANDUNG ? KEEP SMILE


keep smile

                                                           
Tersandung. Ketika seseorang tersandung ada kalanya orang tersebut hanya sedikit melompat kemudian menyeimbangkan badannya kembali, ada pula yang sampai jatuh tersungkur. Tersungkur pun ada yang masih menahan kepala sehingga hanya sebagian dari badannya yang sampai tanah, namun ada pula yang sampai kepalanya terbentur tanah, alias jatuh sejatuh-sejatuhnya. Apapun jenis jatuhnya, dimanapun jatuhnya, dan apapun penyebabnya, bangkit adalah yang harus dilakukan. Boleh juga apapun jatuhnya, minumnya jangan lupa. Hehehe... Nggak harus teh botol “itu” lho. Kenapa setelah jatuh harus minum? Nggak tahu sih, biasanya anak kecil digituin sama orang tuanya kalau habis jatuh. Katanya untuk ngilangin kaget. *yuk kembali serius*.

Dengan pemahaman yang baik, jatuh merupakan katrol kita untuk menjadi orang yang lebih baik dan lebih kuat. Pemahaman baik hanya lahir dari pemahaman yang baik :) orang dengan pemahaman yang baik, akan lebih berhati-hati dalam berjalan agar tidak tersandung lagi, apalagi tersandung pada sandungan yang sama. Itulah orang-orang yang merugi. Kita pun sering mendengar bahwa“Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”. maaf saya tidak tahu kelimat bercetak tebal tersebut sumbernya dari mana, merupakan hadits nabi atau ucapan seseorang siapa atau siapa, tapi yang pasti saya setuju sekali.

Semua orang punya masalah, termasuk saya. semua orang pernah gagal, termasuk saya juga. Sedikit kisah dari saya, sebelum bisa masuk jurusan saya sekarang ini, saya gagal mengikuti tes masuk perguruan tinggi sampai tiga kali. Saya sedih? Iya lah. Tapi cukup sehari. Besoknya saya harus bangkit lagi, bersiap untuk mengikuti tes berikutnya. Yang selalu saya pegang ucapan dari bapak saya adalah “hati senang pikiran tenang”. Jadi saya harus tetap senang, tidak boleh sedih, agar pikiran tetap tenang untuk bertempur selanjutnya. Sedikit curhat dari saya ya, hihi...saya juga pernah galau segalau-galaunya karena ditinggal orang kesayangan dan sudah saya percaya, tapi saya sadar bahwa galau terus-terusan hanya memperburuk keadaan. Itulah jatuh yang membuat saya jadi “seperti ini”. Seperti apa? Ya seperti ini. Lihat dan nilai sendiri,hehehe...

Jatuh sangat dekat dengan kesedihan, tapi dibalik kesedihan pasti ada kebahagiaan. Kebahagiaan terletak pada jiwa kita. Ketika kita jatuh, kita sedih. Setelah itu kita harus bahagia. Yang berubah bukanlah keadaannya. Keadaannya tetap sama bahwa kita sudah jatuh, tapi yang berubah adalah jiwa kita bahwa kita sudah bahagia. Dan mari belajar untuk memiliki jiwa yang selalu berbahagia. Jiwa yang bahagia lahir dari diri yang selalu mensyukuri segala hal.

No comments:

Post a Comment

Follow Instagramku