keep smile |
Tersandung.
Ketika seseorang tersandung ada kalanya orang tersebut hanya sedikit melompat
kemudian menyeimbangkan badannya kembali, ada pula yang sampai jatuh
tersungkur. Tersungkur pun ada yang masih menahan kepala sehingga hanya
sebagian dari badannya yang sampai tanah, namun ada pula yang sampai kepalanya terbentur
tanah, alias jatuh sejatuh-sejatuhnya. Apapun jenis jatuhnya, dimanapun
jatuhnya, dan apapun penyebabnya, bangkit adalah yang harus dilakukan. Boleh juga
apapun jatuhnya, minumnya jangan lupa. Hehehe... Nggak harus teh botol “itu”
lho. Kenapa setelah jatuh harus minum? Nggak tahu sih, biasanya anak kecil
digituin sama orang tuanya kalau habis jatuh. Katanya untuk ngilangin kaget. *yuk kembali serius*.
Dengan
pemahaman yang baik, jatuh merupakan katrol kita untuk menjadi orang yang lebih
baik dan lebih kuat. Pemahaman baik hanya lahir dari pemahaman yang baik :)
orang dengan pemahaman yang baik, akan lebih berhati-hati dalam berjalan agar
tidak tersandung lagi, apalagi tersandung pada sandungan yang sama. Itulah
orang-orang yang merugi. Kita pun sering mendengar bahwa“Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka
dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin
maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih
jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”. maaf saya tidak tahu kelimat bercetak tebal tersebut
sumbernya dari mana, merupakan hadits nabi atau ucapan seseorang siapa atau
siapa, tapi yang pasti saya setuju sekali.
Semua orang punya masalah, termasuk saya. semua
orang pernah gagal, termasuk saya juga. Sedikit kisah dari saya, sebelum bisa
masuk jurusan saya sekarang ini, saya gagal mengikuti tes masuk perguruan
tinggi sampai tiga kali. Saya sedih? Iya lah. Tapi cukup sehari. Besoknya saya
harus bangkit lagi, bersiap untuk mengikuti tes berikutnya. Yang selalu saya
pegang ucapan dari bapak saya adalah “hati
senang pikiran tenang”. Jadi saya harus tetap senang, tidak boleh sedih,
agar pikiran tetap tenang untuk bertempur selanjutnya. Sedikit curhat dari saya
ya, hihi...saya juga pernah galau segalau-galaunya karena ditinggal orang
kesayangan dan sudah saya percaya, tapi saya sadar bahwa galau terus-terusan
hanya memperburuk keadaan. Itulah jatuh yang membuat saya jadi “seperti ini”. Seperti
apa? Ya seperti ini. Lihat dan nilai sendiri,hehehe...
Jatuh sangat dekat dengan kesedihan, tapi dibalik
kesedihan pasti ada kebahagiaan. Kebahagiaan terletak pada jiwa kita. Ketika kita
jatuh, kita sedih. Setelah itu kita harus bahagia. Yang berubah bukanlah
keadaannya. Keadaannya tetap sama bahwa kita sudah jatuh, tapi yang berubah
adalah jiwa kita bahwa kita sudah bahagia. Dan mari belajar untuk memiliki jiwa
yang selalu berbahagia. Jiwa yang bahagia lahir dari diri yang selalu
mensyukuri segala hal.
No comments:
Post a Comment