Kemarin
adalah hari yang cukup mengerikan bagi saya. Ya Allah...saya hanya berlindung
kepadaMu. Ibuuuuuuk...saya memohon ridlo dan doamu.
Jadi begini ceritanya..
Kemarin
(11/8), waktu jam makan siang. Saya dan temen kerja praktek saya makan di
warung dekat kantor. Disitu banyak sekali warung berjejer-jejer dan tentu
banyak juga yang menyerbunya. Rame pakek banget. Meskipun makan di warung tapi
saya dan teman saya membawa makanan dari rumah, bukan dari rumah seh, melainkan
dari daerah kosan. Makanan dekat kantor terbilang cukup mahal, nasi pecel saja
Rp.10000, bakso, mie ayam juga Rp.10000, itu belum minumnya. Ya tinggal ngali
aja selama 5 hari. Cukup keroso, pemirsa....
akhirnya kami memutuskan untuk bontot makan dari daerah kosan.
Jadi kepikiran, besok kalau punya suami yang kerja diluar rumah sebisa mungkin sih bawain dia bontotan, hehehehe... kayak ibuk saya yang sering bawain bontotan Bapak, ciyeeeeee hahaa.... *hayuk kembali ke topik awal*
Jadi kepikiran, besok kalau punya suami yang kerja diluar rumah sebisa mungkin sih bawain dia bontotan, hehehehe... kayak ibuk saya yang sering bawain bontotan Bapak, ciyeeeeee hahaa.... *hayuk kembali ke topik awal*
Waktu
itu saya pergi ke warung hanya dengan nasi bungkus saya, tidak membawa dompet,
dan tidak ada uang sama sekali di kantong kostum saya. dari bawahan, atasan,
apalagi jilbab, tidak ada uang yang tersembunyi. Kemudian datanglah seorang
pengamen. Dia ibu ibu. Saat itu saya asyik ngecepres
dengan teman saya dan tidak begitu menghiraukan si ibu ibu tadi. Ya berdasarkan
pengalaman sih, kalau ada pengamen di warung yang rame gitu kalau kita nggak
ngasih paling-paling ya dikasih pembeli lain, atau pemilik warungnya. Tapi saya
kok merasa ganjal ibu ibu ini tidak lekas beranjak dan terus bernyanyi. Lalu saya
bilang “ngaputene, buk”, dengan seanggun mungkin. Ya karena kondisi saya tadi
seperti itu.
Astaghfirullahaladziim....ini
tidak saya sangka sebelumnya, dan ini adalah peristiwa yang pertama saya alami,
semoga juga yang terakhir, si ibu tersebut mendoakan kelak anak saya akan menjadi
pengamen. NAUDZUBILLAH....YA
ALLAH....HAMBA BERLINDUNG KEPADAMU YA ALLAH....
Lalu
saya harus bagaimana pemirsa?
Saya
takut, iya, saya takut. Ini kecerobohan yang tidak saya sengaja, membiarkan
pengamen terus bernyanyi dan berharap saya memberinya uang T.T
Saya
langsung lari ke ibu saya, (SMS maksudnya), saya bercerita dan meminta doanya. Saya
meminta agar ibu berdoa untuk anak-anak dan cucu-cucunya akan menjadi orang
sukses. Padahal tidak saya minta ibu
selalu berdoa seperti itu. Tapi itulah yang saya lakukan.
Jadi
kawan, untung saja pengamenitu berdoa kepada saya dengan suara keras sehingga
saya bisa mendengarnya. Sehingga saya mengetahui kesalahan saya. bagaimana
kalau tidak? Bagaimana juga dengan kalian yang mungkin secara tidak sengaja telah
menganiaya orang lain dan orang tersebut berdoa yang tidak baik untuk kalian secara diam-diam. Naudzubillah...
Saran
saya sih, kalau saja kita yang teraniaya, kalau saja lho yaaa...jangan pernah
berdoa buruk untuk orang lain, berdoa yang baik baik saja untuk diri sendiri. Itu
jauh lebih baik dan menguntungkan. Hmmmm.....
No comments:
Post a Comment