Tuesday 12 August 2014

# cerita

MAAFKAN SAYA, WAHAI PENGAMEN



Kemarin adalah hari yang cukup mengerikan bagi saya. Ya Allah...saya hanya berlindung kepadaMu. Ibuuuuuuk...saya memohon ridlo dan doamu.

Jadi begini ceritanya..

Kemarin (11/8), waktu jam makan siang. Saya dan temen kerja praktek saya makan di warung dekat kantor. Disitu banyak sekali warung berjejer-jejer dan tentu banyak juga yang menyerbunya. Rame pakek banget. Meskipun makan di warung tapi saya dan teman saya membawa makanan dari rumah, bukan dari rumah seh, melainkan dari daerah kosan. Makanan dekat kantor terbilang cukup mahal, nasi pecel saja Rp.10000, bakso, mie ayam juga Rp.10000, itu belum minumnya. Ya tinggal ngali aja selama 5 hari. Cukup keroso, pemirsa.... akhirnya kami memutuskan untuk bontot  makan dari daerah kosan.
Jadi kepikiran, besok kalau punya suami yang kerja diluar rumah sebisa mungkin sih bawain dia bontotan, hehehehe... kayak ibuk saya yang sering bawain bontotan Bapak, ciyeeeeee hahaa.... *hayuk kembali ke topik awal*
Waktu itu saya pergi ke warung hanya dengan nasi bungkus saya, tidak membawa dompet, dan tidak ada uang sama sekali di kantong kostum saya. dari bawahan, atasan, apalagi jilbab, tidak ada uang yang tersembunyi. Kemudian datanglah seorang pengamen. Dia ibu ibu. Saat itu saya asyik ngecepres dengan teman saya dan tidak begitu menghiraukan si ibu ibu tadi. Ya berdasarkan pengalaman sih, kalau ada pengamen di warung yang rame gitu kalau kita nggak ngasih paling-paling ya dikasih pembeli lain, atau pemilik warungnya. Tapi saya kok merasa ganjal ibu ibu ini tidak lekas beranjak dan terus bernyanyi. Lalu saya bilang “ngaputene, buk”, dengan seanggun mungkin. Ya karena kondisi saya tadi seperti itu.
Astaghfirullahaladziim....ini tidak saya sangka sebelumnya, dan ini adalah peristiwa yang pertama saya alami, semoga juga yang terakhir, si ibu tersebut mendoakan kelak anak saya akan menjadi pengamen. NAUDZUBILLAH....YA ALLAH....HAMBA BERLINDUNG KEPADAMU YA ALLAH....
Lalu saya harus bagaimana pemirsa?
Saya takut, iya, saya takut. Ini kecerobohan yang tidak saya sengaja, membiarkan pengamen terus bernyanyi dan berharap saya memberinya uang T.T
Saya langsung lari ke ibu saya, (SMS maksudnya), saya bercerita dan meminta doanya. Saya meminta agar ibu berdoa untuk anak-anak dan cucu-cucunya akan menjadi orang sukses. Padahal tidak saya minta ibu selalu berdoa seperti itu. Tapi itulah yang saya lakukan.
Jadi kawan, untung saja pengamenitu berdoa kepada saya dengan suara keras sehingga saya bisa mendengarnya. Sehingga saya mengetahui kesalahan saya. bagaimana kalau tidak? Bagaimana juga dengan kalian yang mungkin secara tidak sengaja telah menganiaya orang lain dan orang tersebut berdoa yang tidak baik untuk kalian secara diam-diam. Naudzubillah...
Saran saya sih, kalau saja kita yang teraniaya, kalau saja lho yaaa...jangan pernah berdoa buruk untuk orang lain, berdoa yang baik baik saja untuk diri sendiri. Itu jauh lebih baik dan menguntungkan. Hmmmm.....

No comments:

Post a Comment

Follow Instagramku