Thursday 30 May 2019

[Review Buku] Falsafah Ketuhanan Karya Buya Hamka

Thursday, May 30, 2019 0 Comments
Falsafah Ketuhanan dan Ayat-ayat Semesta
Sumber gambar : Dokumen pribadi

Identitas Buku:
Judul Buku : Falsafah Ketuhanan
Penulis : Buya Hamka
Penerbit : Gema Insani
Jumlah halaman : viii+160
ISBN : 978-602-250-391-0

Buku ini menurut saya terbilang tipis. Meskipun tipis, tetapi isinya berat. Mungkin karena sebelumnya saya terbiasa membaca tulisan Ustad Salim A. Fillah dengan kekhasannya yaitu meskipun non-fiksi tetapi bersastra dan mengalir indah, sehingga ketika pertama kali membaca tulisan Buya Hamka saya merasa kaku dan berat hehe...

Meskipun saya merasa berat, tetap saya baca terus sedikit demi sedikit. Karena saya masih terus penasaran dengan pandangan Buya Hamka mengenai Falsafah Ketuhanan.

Dalam buku ini Buya Hamka mengajak pembaca untuk berpikir dan merenungi tentang keberadaan Allah. Sangat banyak bukti-bukti bahwa Allah itu ada. Bagi yang sudah mengimani bahwa Allah itu ada tanpa mau berpikir dan merenung, setelah membaca buku ini akan semakin yakin dan manggut-manggut meng-iya-kan bahwa Allah itu ada.

Di awal-awal bab Buya Hamka menjabarkan proses perkembangan akal dan pikiran manusia tentang Ketuhanan. Sejak manusia primitif (sederhana) sampai sekarang telah berganti-ganti apa yang dianggap mereka sebagai tuhan. Dari batu, pohon, gunung, rimba, kayu-kayuan, air, ikan, binatang, langit, bumi, matahari, hingga bulan. Hal itu semua yang mereka anggap sebagai tuhan, mempunyai alasan dan ceritanya sendiri-sendiri.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan hasil penyelidikan manusia, seharusnya semakin mendekatkan dan memperkuat keimanan. Bertambah tinggi perjalanan akal, bertambah banyak alat pengetahuan yang dipakai, pada akhirnya bertambah tinggi pulalah martabat iman dan Islam seseorang.

Nabi Muhammad pernah mengatakan:
"Agama ialah akal. Dan tidak ada agama pada orang yang tidak berakal"

Akal manusia memang terbatas terhadap hakikat tuhan. Tetapi melalui buku ini Buya Hamka mampu menyajikan contoh-contoh untuk menerangkan hakikat tuhan.

Buku ini sangat cocok jika disandingkan dengan buku Ayat-Ayat Semesta karya Agus Purwanto, yang menyingkap ayat-ayat dalam Alquran tentang semesta dan jagat raya.

Baca saja dua-duanya, maka keimanan dan kecintaanmu pada Alquran akan semakin mantap. Dan melelehkan hati merenungi keajaiban alam ini yang telah diciptakan Sang Maha Kuasa.

Selamat membaca! 

Tuesday 28 May 2019

Kita Tidak Harus Ikut-ikutan Apa yang Lagi Tren, Kok

Tuesday, May 28, 2019 7 Comments
Sumber gambar : www.freepik.com

Ketika film Avenger: End Game gaungnya riuh banget, saya sempet mikir, "apa cuma aku ya yang nggak tertarik nonton film itu?".  Terbersit pikiran, "Apa aku nggak normal?" :D

Kemudian, saya melihat story instagram pak @alighure, seorang pengusaha jilbab afra dari Bandung, ternyata beliau juga tidak tertarik nonton film tersebut. Merasa bahagia banget, "waaaah....ternyata aku punya temen". Sebenernya nggak punya 'tim tidak menonton avenger' juga nggak apa-apa sih hehe....

Dulu juga, ketika celana kulot lagi hits banget, lihat teman-teman memakainya kok keren yaa... Tapi ya gitu, saya tetep tidak tertarik membelinya. Tetep setia dengan gaya pakaian saya yaitu gamis atau rok biasa.

hehe...

Terus lagi, jilbab antem (anti tembem), semakin kesini semakin banyak model jilbab antem, dan saya nggak bisa ikut-ikutan membelinya. karena memang nggak pantes di wajah. huhu... Disaat semua pada nyari antem, saya cari yang biasa.

Bukan selera mereka buruk dan selera saya lebih bagus, atau selera saya lebih baik dan selera mereka lebih buruk (eh, gimana sih :D). Pokoknya, tidak ada yang salah diantara kami semua. Yang kurang baik adalah yang hanya ikut-ikutan biar ikut keren juga. Yaitu orang yang tidak mempunyai prinsip hidup. Bisanya cuma 'mbebek'. Apalagi sampai dibelain hutang sana-sini biar kelihatan keren karena mengikuti tren. Hmmmm...kasian banget orang tipe gitu.

Teringat dulu waktu saya  kecil, waktu bilang ke bapak, "Bapak, aku pengen tumbas sepatu". Bapakku balik tanya, "Sepatu piye?". kalau saya jawab "Sepatu kayak punya si A", pasti deh bapakku marah. Terus saya nggak dibeliin. Kadang dibeliin tapi sambil diceramahi hehehe... Katanya, "Ojo angger melu tumbas nek koncone tumbas." (Jangan asal ikut-ikutan beli kalau temennya beli barang baru). Jadi bapakku marah bukan karena saya minta beli sepatu, tapi karena saya hanya ngikut-ngikut.

Jadi, kita beli sesuatu itu bukan karena lagi tren, tapi apakah benar memang butuh? Apakah benar kita cocok juga pakai barang yang sedang hits itu? Dan nggak ada salahnya kok tidak ikut tren. Apalagi tren fashion, nggak akan ada habisnya. Tiap waktu tren fashion selalu berubah. Bisa kuwalahan kalau kita selalu mengikuti demi "agar tidak ketinggalan tren".

Saya tuh salut banget dengan Teh Ninih istri Aa Gym, dari zaman dulu banget sampai sekarang, gaya jilbabnya gitu-gitu saja. Padahal model jilbab sudah berganti ratusan ribu kali, Teh Ninih masih istiqomah dengan gaya jilbabnya.

Menjadi orang terasing itu nggak papa kok, beneran, nggak papa 😅 Berbahagialah orang yang terasing. Sabda nabi SAW:


بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ


"Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing, sungguh beruntung orang-orang yang asing."(HR. Muslim)


Disaat malam minggu banyak remaja rame-rame melihat konser musik, tidak apa-apa jika kita memilih pergi ke masjid untuk mendengar kajian.

Disaat tanggal 14 Februari banyak pemuda-pemudia saling memberi coklat tanda kasih sayang katanya, tidak apa-apa kita beli coklat sendiri terus dimakan-makan sendiri, wkwk... Kita hebat telah teguh pendirian tidak ikut merayakan valentine.

Disaat tanggal 1 Januari banyak orang begadang menunggu pesta kembang api menyambut tahun baru katanya, tidak apa-apa kok kita tidur lebih cepat, berselimut hangat. Terus bangun jam 3 dini hari untuk bermunajah padaNya. Sedangkan yang begadang tadi pada mulai tidur, subuhnya telat. Eaaaaa....kasihan banget mereka.

Disaat yang lain selalu merayakan hari ulang tahun mereka, seru-seruan saling mengucapkan "Selamat ulang tahun"...., tiup lilin, kasih kado, tidak apa-apa kok kita nggak mengucapkan ulang tahun, dan tidak apa-apa banget nggak dapat ucapan dan kado di hari tanggal lahir kita.

Hidup itu penuh pilihan, kan? Kita bebas memilih. Asalkan setiap pilihan itu ada dasar kuat. Kita tahu mengapa kita memilih jalan itu. Allah telah membekali manusia berupa akal untuk berpikir, mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang harus diikuti dan mana yang tidak perlu diikuti.

Dan jangan lupa untuk selalu berdoa:


اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ


"Ya Allah tunjukilah kami kebenaran dan berikan kami jalan untuk mengikutinya. Dan tunjukilah kami keburukan dan berikan kami jalan untuk menjauhinya. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih Penyayang."












Saturday 25 May 2019

Palestina Pasti Akan Menang, Pertanyaannya: Dimana peran kita?

Saturday, May 25, 2019 2 Comments

Saya bukan ahli sejarah. Bukan juga jurnalis. Eh tapitapi, di zaman digital gini semua bisa jadi 'jurnalis' loh. Tinggal nulis sendiri, terus dipost di media sosialnya sendiri. Nyebar deh. Asal yang ditulis itu kebenaran ya.

Di postingan kali ini saya mau jadi bagian orang-orang yang me-up-kan kabar tentang Palestina. Karena kabar tentang Palestina tidak disiarkan di media besar di tipi-tipi. Kamu tungguin aja tuh layar tipi, apalagi channel 'metromini',  dari pagi sampek malam nggak akan ada yang nayangin kabar Palestina.  Dan dunia memang tidak ingin mengangkat issue Palestina. Kan saya jadi ikut sedih. Padahal ini issue penting banget.

Nah, minggu lalu (19/5/2019) adalah kedua kalinya saya ikut kajian tentang Palestina yang diadakan komunitas Main ke Masjid. Kajian Minggu lalu bertajuk "The Real Spirit  of Youth" di Masjid Al-Falah Surabaya.  Kajian Palestina yang pertama bertajuk "Freedom of Al-Aqso" pada 12 April 2019 di Masjid Ulul Azmi Kampus Unair.

Kedua kajian tersebut disampaikan oleh ustad Muhammad Husein (nama akun instagramnya @muhammadhusein_gaza). Pantengin saja akun instagramnya, semua postingannya tentang Palestina. Dan berterima kasihlah pada beliau, berkat beliau kita bisa tahu kabar Palestina. Ustad Husein Gaza ini adalah jurnalis lepas asal Indonesia, yang telah tinggal di Gaza sejak tahun 2011-2018. Beliau disana menempuh pendidikan di Fakultas Syariah Universitas Gaza. Dan akhirnya mendapat jodoh perempuan Gaza, maasyaallah.

Oh ya, mengapa saya ikut kajian lagi? Bukannya akan sama saja bahasannya? Iya sama. Tapi saya meyakini, pasti ada yang baru. Dan benar sekali, ada hal-hal yang tidak disampaikan di kajian sebelumnya, lalu saya baru ngeh saat kajian kedua. Intinya, jangan menyepelehkan sebuah tema kajian yang kesannya "hallaaah sudah pernah", karena kalaupun memang sudah pernah, tak ada salahnya sama sekali mendengar ilmu berkali-kali. Dan pertanyaan besarnya, "Apakah sudah diamalkan ilmunya?".

Oke, Kita Langsung ke Isi Kajian Palestina

Tidak akan terjadi hari kiamat sebelum Bumi Palestin merdeka, seperti hadis Rasulullah berikut:

"Belum akan tiba kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan Yahudi. Kaum Muslimin membunuh mereka dan mereka bersembunyi di balik batu dan pohon. Lalu batu dan pohon berkata, Wahai Muslim, wahai 'Abdullah, ini ada Yahudi di belakang saya, mari bunuhlah ia" (HR. Ahmad dalam Musnadnya) 

Mau tidak mau, terpaksa atau tidak terpaksa, Bumi Palestina pasti merdeka. Pertanyaannya, dimana peran kita? Bahkan, membantu Palestina saya rasa tidak disyaratkan harus beragama Islam, syaratnya hanyalah manusia. Karena penindasan yang dilakukan Yahudi kepada warga Palestina sungguh tidak berkeprimanusiaan.

Kita manusia, kan? Dimana hati kita tatkala melihat saudara kita disana sangat menderita dan kita tenang-tenang saja? Harusnya kita sudah di fase kemarahan. Jika sesuatu yang kita sayang dikoyak, diganggu, direnggut oleh orang lain harusnya kita marah kan? Atau jangan-jangan kita tidak sayang? Atau jangan-jangan kita tidak kenal Palestina?

Kalau Begitu, Mari Berkenalan dengan Palestina

Kalau ada Negara-negara dengan julukan negeri kincir angin, negeri kangguru, negeri sakura, negeri pamansam, kalian tahu nggak julukan untuk Palestina? Palestina itu Bumi Para Nabi. Para Nabi, Rekkk... Nabi!!! Masyaallah.

"Apa hebatnya Kangguru? Sakura? Kincir Angin? Dibandingkan Nabi!" Begitu kata Ustad Husein Gaza, pemateri kajian.

Kembali ke Palestina...

Mengapa Palestina disebut Negeri Para Nabi? Karena banyak Nabi-Nabi kita yang telah meninggalkan jejak sejarah disana. Ada yang lahir disana. Ada yang tumbuh disana. Ada yang pindah disana, dan ada yang cuma mampir disana. Seperti Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra' Mi'raj. Sebelum naik ke langit ke tujuh, Nabi Muhammad dimampirkan dulu oleh Allah ke Baitul Maqdis (Palestina) dari Masjidil Haram.

Dari masjidil haram ke baitul maqdis, Nabi SAW naik buroq yang kemudian buroqnya diparkir atau diikatkan di suatu tembok. Oleh orang Yahudi, tembok itu disebut tembok ratapan. Kalau kita Umat Islam, nyebutnya tembok buroq ya.

Lalu Nabi Muhammad naik ke langit ke tujuh menggunakan batu. Dan batu tersebut sampai saat ini masih ada di dalam kubah. Oleh karena itu, masjidnya disebut Masjidul Syakhrah atau Dome of The Rock.
Dome of The Rock
Sumber gambar : instagram @masjid_al_aqsa

Selain sebagai Negeri Para Nabi, Palestina mempunyai keistimewaan bagi umat Islam. Mengapa? 

Pertama, Palestina merupakan situs Masjid Al-Aqso yang merupakan kiblat pertama umat Nabi Muhammad SAW. Yaitu Masjid qibli, yang saya lingkari warna hijau.
Masjidil Aqso
Sumber gambar : instagram @masjid_al_aqsa
Mungkin kalian bertanya-tanya, lalu mana yang disebut masjidil aqsa? Masjidil aqsa itu sebuah komplek seluas 144.000 meter (saya lingkari warna merah). Dan di dalamnya ada beberapa masjid.

Kedua, masjid Al-Aqso merupakan masjid ketiga yang mendapat tempat terhormat setelah masjidil haram dan masjid Nabawi. Sholat di masjid Al-Aqso sama dengan sholat 500 kali di masjid biasa.

Ketiga, Palestina adalah bumi yang diberkahi Allah. (Lihat surat Al-Isra':1, Al-Anbiya:70,80, dan As-Saba':18)

Sebenarnya masih banyak lagi keistimewaannya, baca disini saja ya teman-teman hehehe 😅 Keistimewaan Palestina

Tidak inginkah kita kesana? Saya sih, ingin benget-nget-nget. Semoga bisa segera haji/umroh, terus mampir deh kesana. Aamiin... Kalau kata Ustad Heru Kusumahadi saat Kajian Palestina yang pertama, "Azzamkan dalam hidup kita untuk mengunjungi tiga tempat. Yaitu: Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqso)".

Makanya, jangan sampai masjidil Aqso ini lepas ke tangan Yahudi, Gengs. Jangan sampai!

Bagaimana Cara Memasuki Palestina dan Jalur Gaza? 

Kalian nggak perlu khawatir kalau mau mengunjungi baitul maqdis. Karena Baitul Maqdis letaknya di tepi barat Palestina. Begitu kata Ustad Husein Gaza. Banyak kok turis-turis yang melancong kesana. Memang disana ada tentara Israel, tapi mereka hanya berjaga. Tidak seberingas di jalur gaza.

Sedangkan yang di jalur gaza ini diblokade. Semua akses ditutup. Tidak sembarangan orang bisa masuk.  Untuk teman-teman Indonesia yang ingin masuk jalur gaza, harus mendapat izin Kedutaan Indonesia untuk Mesir. Kemudian kalau syaratnya terpenuhi, kalian naik pesawat dan mendarat di Mesir. Baru kemudian lewat jalur darat selama 8 jam sampai perbatasan Rafat.

Di Gaza ini wilayahnya hampir sudah tidak layak untuk ditinggali. Listrik disana hanya nyala 2 jam perhari. Air sudah 98% tidak layak pakai. Sedih banget dengernya. Menurut PBB, tahun 2020 diprediksi Wilayah Gaza sudah tidak layak huni. Tahun depan dong 😩 Astaghfirullah.

Bagaimana cara kita membantu Palestina?

Pasti kalian gemes banget ya lihat tentara Israel mendzalimi warga Gaza. Tapi sayangnya, kita bisa apaaaa? 😢

Tenang, menurut Ustad Husein Gaza, teman-teman yang ingin membantu Palestina cukup dengan 3 hal:
1. Berdoa
2. Informasi
Mencari tahu kabar Palestina dan menyebarkannya. Contohnya, kepoin saja akun ustad @muhammadhusein_gaza, lalu repost, biar dunia tidak lupa dengan Palestina. Kalian tahu? Peta Palestina ini hampir hilang dan berganti Israel. 😣
3. Donasi.

Cukup mudah kan? Nggak perlu lah kalian kesana. Karena pasti berat. Pertama dana, kedua kemampuan. Kalau sudah disana, terus kalian mau apa? Plonga-plongo gitu? Persiapannya harus benar-benar matang. Terutama bahasa.

Ustad Husein Gaza ini menyiapkan dirinya sejak kecil untuk bisa pergi kesana. Ceritanya waktu ustad Husen Gaza masih SMP (semoga nggak salah ingat. Kemarin ustadnya cerita waktu kajian), ada syeikh dari Palestina yang berkunjung ke sekolahannya. Sejak saat itu, Ustad Husein kecil bertekad harus bisa kesana dan selalu berdoa, "Ya Allah, jika saya pantas untuk pergi ke Gaza dan menolong mereka. Maka pilihlah aku dan izinkan aku kesana". Dan mulai belajar bahasa arab, kitab kuning, dan kemampuan lainnya.

Btw, aku umur segitu mikir apa ya? Hehe

Kemudian taqdir berkata, ketika Ustad Husein Gaza berusia 21 tahun, ada suatu event atau apa gitu ya, yang memilih pemuda  indonesia untuk disekolahkan (atau jadi relawan gitu ya) ke Gaza. Singkat cerita, ustad Husein Gaza terpilih.

*ustad, kalau sempet baca blog ini, mohon ceritanya diluruskan. Wkwk karena sudah agak-agak lupa dan baru menulisnya hehehehe

Semoga kita menjadi orang yang termasuk sebagai pembebas Al-Aqso. Al-Aqso pasti bebas, Palestina pasti merdeka kok, tapi pertanyaannya, adakah peran kita disana?

Mari segera doakan, bantu lewat informasi, dan ayo berdonasi untuk Palestina.

Banyak channel-channel yang bisa kita percaya untuk menyalurkan bantuan kita kesana.

Ini salah satunya
Sumber gambar : instagram @mainkemasjid
Dan ini adalah dokumentasi penyaluran donasi yang telah dikumpulkan saat kajian Palestina yang pertama di kampus Unair,  lihat, ada logo Main ke Masjid disana:

Sumber gambar : instagram @mainkemasjid

Akhit kata, sekian dari saya. Semoga secuil informasi ini bisa memantik jiwa kita untuk tergerak menjadi pembebas Al-Aqsa. Bagi jomblowati fi sabilillah, postingan ini bisa menjadi penambah kriteria calon suami idaman, yaitu bapak-bapak yang bertekad bersama kita kelak untuk melahirkan generasi pembebas Al-Aqsa. Aamiin hahaha (eh kok ketawa). Aamiin...

Kaliam tahu tidak? Warga Palestina itu sangat berharap pada Indonesia yang akan menjadi pembebas Al-Aqsa. Karena, dari sebuah hadits, diriwayatkan bahwa yang akan menjadi pembebas Al-Aqsa adalah negeri dari timur. Coba kalian cari referensinya. Berdasarkan penafsiran seorang ulama, negeri dari timur itulah Indonesia. Semoga :)


Friday 17 May 2019

Jangan Putus Asa, Mungkin Kamu Seperti Pohon Mojuk

Friday, May 17, 2019 4 Comments
Sumber gambar : www.freepik.com

Ada kalimat menggelitik dari Bulek online-ku, melalui akun instagramnya @sundarihana , bulek hana sedang curhat tentang perasaannya yang sedang LDM (Long Distance Marriage). Bulek Hana bilang, "Terkadang yang membuat tidak sehat itu bukan karena kurangnya olahraga atau makan sembarangan, tetapi karena terlalu lama nge-scroll instagram".

Kalau dipikir-pikir, bener juga kayaknya.

Kita saat ini hidup di zaman yang seolah tanpa sekat. Kehidupan seseorang yang jauh disana bisa dengan mudah kita intip lewat jendela dunia maya. Melihat deretan postingan netizen seperti sedang mendatangi pameran. Ya memang mereka semua sedang pamer :D Ada yang pamer makanan, tempat wisata, kendaraan, dan prestasi. Bagi orang yang mudah baper, maka akan membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Dan ujung-ujungnya bisa menimbulkan penyakit hati: iri, dengki, dan stress.

Sebenarnya kalau hati kita bersih, melihat postingan netizen itu bisa menjadi sumber inspirasi. Melihat postingan netizen yang sedang travelling, setidaknya kita bisa tahu, "oooh ada tempat wisata menarik toh di daerah sana". Melihat postingan netizen soal makanan unik, "Eh, makanan apa itu? Gimana ya cara membuatnya?", Lalu kepo-kepo cari resepnya. Melihat postingan rumah netizen yang lucu, "Bagus juga ya kalau warna dindingnya begitu, terus dipadukan dengan sofa desain seperti itu". Banyak juga yang memamerkan sederet prestasi dan kesuksesannya. Soal riya' atau tidak, itu urusan dia dengan Tuhannya.

Bicara soal kesuksesan dan prestasi, ada berbagai macam cerita kesuksesan orang. Ada yang baru melangkah sudah sukses, ada yang butuh bertahun-tahun sampai jatuh bangun tertatih-tatih baru mengecap kesuksesan. Kamu termasuk yang mana? Atau bahkan sampai saat ini pun kamu belum sukses? Ya sukses apapun itu. Target sukses yang saya maksud itu luas. Masing-masing orang punya target sukses sendiri-sendiri tentunya. Ada yang menargetkan sukses jualannya. Ada yang menargetkan sukses nulis bukunya hingga best seller. Ada yang menargetkan lihai bicaranya di depan umum. Banyak.

Sudah berapa tahun kamu berusaha menjemput suksesmu? Puluhan tahun kah? Kalau sampai saat ini pun kamu belum sukses, jangan menyerah. Bisa jadi kamu seperti pohon mojuk. Tahu tidak pohon mojuk? Pohon mojuk itu sejenis pohon bambu yang banyak tumbuh di Cina. Pohon ini termasuk pohon terbesar yang ada di bumi. Tetapi pertumbuhan awalnya sangat lambat. Selama lima tahun pertama dia hanya berbentuk tunas. Kerdil. Tak ada apa-apanya. Tapi bukan berarti selama 5 tahun itu dia nggak ngapa-ngapain. Dia sebenarnya menguatkan akarnya agar bisa menopang dengan kuat nantinya. Karena jika sudah saatnya tiba, yaitu 5 tahun kemudian, besarnya tak tanggung-tanggung. Buesar sekali, hingga 25 meter. Ngeri banget.

Pohon Mojuk
Sumber gambar : www.kaskud.co.id
Jadi, kamu yang sampai saat ini masih tertatih-tatih menjemput kesuksesan, jangan menyerah ya. Mungkin kamu seperti pohon mojuk. Lakukan saja terus apa yang sekiranya dapat menyokong kesuksesanmu. Semua yang profesional juga berawal dari amatiran. Hanya saja, proses menjadi amatirnya yang berbeda-beda fasenya. Ada yang panjang, ada yang pendek.

Dan jangan sekali-kali membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Karena setiap orang mempunyai takdirnya masing-masing. Dan yang menentukan takdir hanya Allah. Bandingkan saja dirimu sendiri saat ini dengan dirimu sendiri di masa lalu. Apakah mengalami kemajuan? Karena terdapat kaidah bahwa orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. 

Semangat!




Thursday 16 May 2019

Hukum Belajar Bahasa Asing dari Film Barat

Thursday, May 16, 2019 0 Comments

Judul postingannya lumayan serem ya, "hukum". hehehe....

Saya menyadari tidak berkapasitas membahas hukum layaknya seorang ustadz ustadzah. Tapi saya akan bercerita tentang judul di atas setelah saya mengikuti kajian beberapa waktu lalu.

Pada hari Jumat minggu lalu (10/5/2019), saya mengikuti kajian yang diadakan komunitas Main ke Masjid di Masjid Al-Madani, Florence City, Pakuwon, Surabaya. Seperti biasa, ditemani Mbak Nailis juga. Kita tertarik ikut karena pematerinya adalah ustad favorit kita berdua, hehehe... yaitu ustad Heru Kusumahadi. Dan kebetulan juga jadwal khotib taraweh waktu itu adalah Ustad dari Palestina yang sedang safari dakwah di Indonesia.

Kita datangnya telat banget, jam 16.30 baru sampai sana, karena memang baru pulang kerja. Padahal acaranya mulai pukul 15.30. Tapi tidak apa-apa, lebih baik telat daripada tidak sama sekali. Dan yang penting belum telat pembagian kupon berbuka wkwkwk....

Judul kajiannya sih "Menang Banyak". Posternya lucu, begini penampakannya:
Sumber : instagram @mainkemasjid

Dan captionnya menarik:
"Kalo denger kata "menang banyak" kira-kira apa yang ada di pikiran kalian?
.
Dapet hadiah Umroh gratis pas buka bungkus chiki?
.
Atau tiba-tiba pas habis diputusin sama doi, ehh nggak lama setelah kita mantepin hati buat hijrah, malah ada yang nerima cv ta'aruf kita?
.
Biasanya kalo menang banyak tuh rasanya pasti seneng banget, berbunga-bunga sampe kebawa-bawa mimpi gitu kan..
.
Trs pada mau nggak kalo bisa menang banyak tiap hari? Apalagi pas bulan Ramadhan gini tuh Allah suka banget bagi-bagi ke hamba-Nya.
.
Mau kan.. Mau kan..
Yukk langsung aja pada dateng ke Kajian Arek Hijrah"

Menarik banget kan?

Tapi sewaktu saya nyampek jam 16.30 itu, Ustad Heru sedang membahas, hmmmm...., membahas apa ya, sudah lupa saya hahahaha. 

Oh ya, membahas tentang jin yang selalu mengganggu kita, contohnya saat sholat. Sering banget kan sholat kita tidak khusyuk? Itu karena gangguan jin Khanzab namanya.

Ini deh saya kasih rangkuman kajiannya. Saya ambilkan dari instagram @mainkemasjid

Suasana Kajian di ruang ikhwan
Sumber : instagram @mainkemasjid


"Do’a Rasulullah yang di sunahkan dibaca saat awal tahun hijriah memiliki kandungan :
1. Ketenangan (Ketika bulan Ramadhan tiba, ada juga orang yang merasa tidak tenang karena mereka tidak memiliki kebiasaan kebaikan di luar bulan Ramadhan).
2. Iman (Ketika bicara iman, gunakanlah mata batin kita, bukan panca indra kita karena konsep iman itu meyakini yang gaib).
.
Huruf “Ya” di awal ayat 2:183 mengandung arti Panggilan yang sifatnya umum tanpa memandang jenis kelamin, beriman atau tidak untuk memeriahkan bulan Ramadhan. .
Yang didapatkan ketika bulan Ramadhan : 
1. Kenikmatan ketika berbuka 
2. Kenikmatan ketika bertemu dengan Allah.
Sesungguhnya waktu sahur ada keberkahannya karena di sahur letaknya di waktu subuh. .
Ketika bulan Ramadhan, do’a kita mustajabah yang diwakili oleh: 
1. Tempat mustajabah (tanah suci)
2. Waktu (Diantara adzan dan iqomah, sepertiga malam, saat hujan)
3. Sosok (orang berpuasa sampai bebuka, imam adil, orang terdzolimi, saat berbuka)
.
Saat bebuka, ada 2 setan (dazim – pengganggu makanan- dan komzam –pengganggu ibadah-) yang bekerja sama untuk mengganggu kita agar tak berdo’a. Khusyuk itu bukan fokus, tapi merendahkan diri kita dihadapan Allah.
.
Konsep ibadah adalah islam adalah tauhid, fiqih, hikmah. Jika seseorang sudah memahami sebuah hikmah, maka dia sudah memperoleh kebaikan dari Allah.
.
Menurut Rosulullah, do’a iftitah itu ada 12 versi. Dan jika kita sudah sering menggunakannya, esensi memahami kita akan berkurang. .
Kita dibulan Ramadhan dimunculkan kesempatan untuk menjadi umat Rosulullah yang benar – benar murni. Jadi, bulan Ramadhan banyak kebaikan yang sangat detail meskipun kecil tapi besar keuntungannya."

Dan hasil kajian yang paling berkesan bagi saya adalah saat sesi tanya jawab, ada jamaah  yang mengajukan pertanyaan:

"Ustad, saya suka menonton film barat. Karena dari film tersebut saya bisa belajar bahasa asing. Tapi film barat sering ada adegan dan gambar-gambar yang nggak patut ditonton. Gimana ya, Ustad?"

Jawaban Ustad Heru:
"Lebih utama menghindari kemudhorotan daripada mengambil manfaat"

دَرْءُ الْمَفَاسِدِ أَوْلَى مِنْ جَلْبِ الْمَصَالِحِ
"Menghilangkan kemudharatan itu lebih didahulukan daripada mengambil sebuah kemaslahatan."

Maksud dari kaidah ini adalah kalau berbenturan antara menghilangkan sebuah kemudharatan dengan sesuatu yang membawa kemaslahatan maka didahulukan menghilangkan kemudharatan. Kecuali kalau madharat itu lebih kecil dibandingkan dengan maslahat yang akan ditimbulkan.

"Oooooh.....begitu ya", saya manggut-manggut menyimak.

Kemudian Ustad Heru bercerita pernah diundang ceramah untuk mbak mbak PSK di Dolly Surabaya.

"Ustad, nanti mbak-mbaknya pakai jilbab. Tapi bawahnya masih pakai baju dinas", Ustad Heru menirukan perkataan panitia acara.

Kalian paham kan maksudnya 'baju dinas'? yaaa bajunya mbak-mbak PSK gitu, yang bahannya minimalis, kelihatan auratnya.

"Loh, waduh! gimana nih", Kata Ustad Heru.

Singkat cerita, Ustad Heru memohon maaf dan membatalkan agendanya tersebut. Karena Ustad Heru memilih menghindari kemudhorotan (melihat aurat mbak-mbak PSK) daripada mengambil manfaat (Memberi ceramah). Lalu menyerahkan tugas ceramah tersebut pada orang yang lebih mampu saja.

Dari situ saya kepikiran saja sama kelakuan saya sehari-hari. Rasa-rasanya justru (secara tidak sadar) lebih sering kena mudhorot tanpa memikirkan manfaat. Contohnya, saya dulu suka nonton drama korea. Alih alih niatan kuat untuk belajar bahasanya, saya justru menikmati alur ceritanya. Sampai melow-melow nangis. hmmmm....sudah gak dapat manfaat, dapat mudharat pula. hohoho....

Yaaa 'bermanfaat' sih. Hiburan. Mengisi waktu. Tapi sesungguhnya, seperti kata Ustad Fauzil Adhim dalam salah satu bukunya, "Tak setiap yang menyenangkan dapat menghibur hati. Juga, tidak setiap yang menghibur dapat menyegarkan jiwa."

Semoga kita selalu bisa memilih jalan yang benar. Jalan yang diridloiNya. Aamiin.

Ohyaaa...saking berkesannya saya dengan nasihat ustad Heru tadi, saya bercerita pada Mbak Nailis yang sebenarnya ikut mendengarkan juga. wkwk...begitulah, kayak orang berdua nonton film bersama tapi masih saling cerita.

"Mbak, isi kajian tadi yang paling tak catet adalah lebih baik menghindari kemudharatan daripada mengambil manfaat", ucapku pada Mbak Nailis dengan girang.

"Iya, Mbak. Kan Ustdad Mahfud udah pernah bilang gitu", katanya.

"oooh... iya ta? kok aku nggak ingat? aku pas nggak masuk ngaji paling ya", hehehe jawabku nyengir.

Kemudian kita tarawih berjamaah.

Wassalam....

Wednesday 15 May 2019

4 Hal yang Harus Kamu Pertimbangkan Saat Follow Akun di Instagram

Wednesday, May 15, 2019 2 Comments

Percaya atau tidak, lingkungan dan teman-teman adalah salah dua faktor yang sangat mempengaruhi akhlak kita. Kalau lingkungan dan teman-teman kita kurang baik, bisa jadi akan mengubah diri kita menjadi kurang baik juga. Kecuali diri kita sangat teguh pendirian dan mempunyai visi berdakwah, maka itu adalah kesempatan mengubah lingkungan dan teman-teman yang kurang baik menjadi lebih baik. Tapi kalau tidak kuat, mending mundur dan cari lingkungan yang lebih baik saja.

Begitu juga kehidupan di dunia maya, hampir sama dengan dunia nyata. Siapa yang kita follow di instagram besar kemungkinan akan mempengaruhi kehidupan kita. Setidaknya ada 4 hal yang harus kamu perhatikan saat memutuskan follow akun instagram:

1. Kebermanfaatan Captionnya
Penting banget memperhatikan caption yang ditulis oleh netizen. kalau captionnya mengandung ujaran kebencian, ghibah, keluhan, tidak usah lama-lama ambil keputusan, langsung unfoll saja ya. Kamu perlu energi positif dari sekitarmu, kalau sekitarmu terus saja mengeluh, hidup kamu akan semakin terasa sumpek. Hidup sudah sumpek jangan ditambah dengan kesumpekan lain.

Apalagi akun gosip, berita yang belum tentu kebenarannya jangan ikut-ikut membahasnya apalagi membagikannya ulang. Hati-hati pahalamu hilang sia-sia.

2. Sesuai hobimu
Jika kamu hobi menulis, maka wajib banget follow akun-akun yang berkaitan dengan kepenulisan. Dari situ kamu akan mendapat wawasan tentang kepenulisan dan info lomba menulis. Sehingga bakatmu akan semakin terasah. Begitu juga dengan hobi yang lain.  

3. Berita
Bermain medsos selain untuk bersosialisasi, juga untuk mendapatkan info terupdate. Jangan sampai kamu kudet tentang info-info terkini gara-gara yang kamu follow kurang bermanfaat. Tapi kamu harus teliti ya mana akun berita terpercaya dan mana yang hoax. Lebih baik follow akun berita yang sudah terpercaya kebenarannya seperti jawapos.

4. Aktivis atau influencer positif
Penting banget lho follow para aktivis itu. Mulai dari aktivis yang bergerak di bidang sosial, lingkungan, kesehatan, sampai politik. Mereka biasanya mempunyai gagasan-gagasan atau gerakan yang dibagikan di postingannya. Buat kamu-kamu yang peduli tapi bukan tipe penggerak, harus banget follow para penggerak tersebut. Gagasan-gagasan positif dari mereka bisa kamu dukung. Dengan begitu, kamu juga telah berkontribusi dalam kebaikan.

Dan jangan asal follow influencer. Pilih influencer yang menebar kebaikan, yang tidak hanya pamer fashion dan kekayaan. 

Kalau kalian follow aku karena apa ya?  semoga dapat manfaatnya ya 

TEMAN DUNIA AKHIRAT

Wednesday, May 15, 2019 0 Comments


Memang benar, ada yang berkata jika kita berteman dengan penjual parfum, ya kita akan ikut-ikutan wangi, siapa dan dimana lingkungan kita akan sangat mempengaruhi kehidupan kita. Benar juga apa kata mas Opick, tombo ati yang ketiga yaitu berkumpul dengan orang-orang sholeh. Kalau teman kita sholeh, pasti kita akan digiring ke tempat-tempat yang baik, untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik pula. Memang berteman itu tidak boleh pilih-pilih, tapi seringnya berinteraksi dengan siapa itu yang kita harus pilih. Lalu teman yang belum baik gimana, kak? Kalau dibiarkan ditinggal dia akan sulit menjadi orang baik dong. Kita tidak boleh seperti itu juga, pelan-pelan kita dekati mereka yang belum baik. Kita juga harus hati-hati, jangan sampai kita terbawa arus dengan mereka ke arah yang buruk juga. Iman kita harus kuat saat mendekati mereka. (saya ngomong seperti ini belum berarti saya sudah menjadi orang yang baik banget lho, saya masih belajar untuk menjadi pribadi yang baik lagi). Semoga Allah senantiasa menuntun kita ke jalan yang benar, yang diridhoiNya. Aamiin...

Follow Instagramku