Thursday 16 May 2019

# cerita

Hukum Belajar Bahasa Asing dari Film Barat


Judul postingannya lumayan serem ya, "hukum". hehehe....

Saya menyadari tidak berkapasitas membahas hukum layaknya seorang ustadz ustadzah. Tapi saya akan bercerita tentang judul di atas setelah saya mengikuti kajian beberapa waktu lalu.

Pada hari Jumat minggu lalu (10/5/2019), saya mengikuti kajian yang diadakan komunitas Main ke Masjid di Masjid Al-Madani, Florence City, Pakuwon, Surabaya. Seperti biasa, ditemani Mbak Nailis juga. Kita tertarik ikut karena pematerinya adalah ustad favorit kita berdua, hehehe... yaitu ustad Heru Kusumahadi. Dan kebetulan juga jadwal khotib taraweh waktu itu adalah Ustad dari Palestina yang sedang safari dakwah di Indonesia.

Kita datangnya telat banget, jam 16.30 baru sampai sana, karena memang baru pulang kerja. Padahal acaranya mulai pukul 15.30. Tapi tidak apa-apa, lebih baik telat daripada tidak sama sekali. Dan yang penting belum telat pembagian kupon berbuka wkwkwk....

Judul kajiannya sih "Menang Banyak". Posternya lucu, begini penampakannya:
Sumber : instagram @mainkemasjid

Dan captionnya menarik:
"Kalo denger kata "menang banyak" kira-kira apa yang ada di pikiran kalian?
.
Dapet hadiah Umroh gratis pas buka bungkus chiki?
.
Atau tiba-tiba pas habis diputusin sama doi, ehh nggak lama setelah kita mantepin hati buat hijrah, malah ada yang nerima cv ta'aruf kita?
.
Biasanya kalo menang banyak tuh rasanya pasti seneng banget, berbunga-bunga sampe kebawa-bawa mimpi gitu kan..
.
Trs pada mau nggak kalo bisa menang banyak tiap hari? Apalagi pas bulan Ramadhan gini tuh Allah suka banget bagi-bagi ke hamba-Nya.
.
Mau kan.. Mau kan..
Yukk langsung aja pada dateng ke Kajian Arek Hijrah"

Menarik banget kan?

Tapi sewaktu saya nyampek jam 16.30 itu, Ustad Heru sedang membahas, hmmmm...., membahas apa ya, sudah lupa saya hahahaha. 

Oh ya, membahas tentang jin yang selalu mengganggu kita, contohnya saat sholat. Sering banget kan sholat kita tidak khusyuk? Itu karena gangguan jin Khanzab namanya.

Ini deh saya kasih rangkuman kajiannya. Saya ambilkan dari instagram @mainkemasjid

Suasana Kajian di ruang ikhwan
Sumber : instagram @mainkemasjid


"Do’a Rasulullah yang di sunahkan dibaca saat awal tahun hijriah memiliki kandungan :
1. Ketenangan (Ketika bulan Ramadhan tiba, ada juga orang yang merasa tidak tenang karena mereka tidak memiliki kebiasaan kebaikan di luar bulan Ramadhan).
2. Iman (Ketika bicara iman, gunakanlah mata batin kita, bukan panca indra kita karena konsep iman itu meyakini yang gaib).
.
Huruf “Ya” di awal ayat 2:183 mengandung arti Panggilan yang sifatnya umum tanpa memandang jenis kelamin, beriman atau tidak untuk memeriahkan bulan Ramadhan. .
Yang didapatkan ketika bulan Ramadhan : 
1. Kenikmatan ketika berbuka 
2. Kenikmatan ketika bertemu dengan Allah.
Sesungguhnya waktu sahur ada keberkahannya karena di sahur letaknya di waktu subuh. .
Ketika bulan Ramadhan, do’a kita mustajabah yang diwakili oleh: 
1. Tempat mustajabah (tanah suci)
2. Waktu (Diantara adzan dan iqomah, sepertiga malam, saat hujan)
3. Sosok (orang berpuasa sampai bebuka, imam adil, orang terdzolimi, saat berbuka)
.
Saat bebuka, ada 2 setan (dazim – pengganggu makanan- dan komzam –pengganggu ibadah-) yang bekerja sama untuk mengganggu kita agar tak berdo’a. Khusyuk itu bukan fokus, tapi merendahkan diri kita dihadapan Allah.
.
Konsep ibadah adalah islam adalah tauhid, fiqih, hikmah. Jika seseorang sudah memahami sebuah hikmah, maka dia sudah memperoleh kebaikan dari Allah.
.
Menurut Rosulullah, do’a iftitah itu ada 12 versi. Dan jika kita sudah sering menggunakannya, esensi memahami kita akan berkurang. .
Kita dibulan Ramadhan dimunculkan kesempatan untuk menjadi umat Rosulullah yang benar – benar murni. Jadi, bulan Ramadhan banyak kebaikan yang sangat detail meskipun kecil tapi besar keuntungannya."

Dan hasil kajian yang paling berkesan bagi saya adalah saat sesi tanya jawab, ada jamaah  yang mengajukan pertanyaan:

"Ustad, saya suka menonton film barat. Karena dari film tersebut saya bisa belajar bahasa asing. Tapi film barat sering ada adegan dan gambar-gambar yang nggak patut ditonton. Gimana ya, Ustad?"

Jawaban Ustad Heru:
"Lebih utama menghindari kemudhorotan daripada mengambil manfaat"

دَرْءُ الْمَفَاسِدِ أَوْلَى مِنْ جَلْبِ الْمَصَالِحِ
"Menghilangkan kemudharatan itu lebih didahulukan daripada mengambil sebuah kemaslahatan."

Maksud dari kaidah ini adalah kalau berbenturan antara menghilangkan sebuah kemudharatan dengan sesuatu yang membawa kemaslahatan maka didahulukan menghilangkan kemudharatan. Kecuali kalau madharat itu lebih kecil dibandingkan dengan maslahat yang akan ditimbulkan.

"Oooooh.....begitu ya", saya manggut-manggut menyimak.

Kemudian Ustad Heru bercerita pernah diundang ceramah untuk mbak mbak PSK di Dolly Surabaya.

"Ustad, nanti mbak-mbaknya pakai jilbab. Tapi bawahnya masih pakai baju dinas", Ustad Heru menirukan perkataan panitia acara.

Kalian paham kan maksudnya 'baju dinas'? yaaa bajunya mbak-mbak PSK gitu, yang bahannya minimalis, kelihatan auratnya.

"Loh, waduh! gimana nih", Kata Ustad Heru.

Singkat cerita, Ustad Heru memohon maaf dan membatalkan agendanya tersebut. Karena Ustad Heru memilih menghindari kemudhorotan (melihat aurat mbak-mbak PSK) daripada mengambil manfaat (Memberi ceramah). Lalu menyerahkan tugas ceramah tersebut pada orang yang lebih mampu saja.

Dari situ saya kepikiran saja sama kelakuan saya sehari-hari. Rasa-rasanya justru (secara tidak sadar) lebih sering kena mudhorot tanpa memikirkan manfaat. Contohnya, saya dulu suka nonton drama korea. Alih alih niatan kuat untuk belajar bahasanya, saya justru menikmati alur ceritanya. Sampai melow-melow nangis. hmmmm....sudah gak dapat manfaat, dapat mudharat pula. hohoho....

Yaaa 'bermanfaat' sih. Hiburan. Mengisi waktu. Tapi sesungguhnya, seperti kata Ustad Fauzil Adhim dalam salah satu bukunya, "Tak setiap yang menyenangkan dapat menghibur hati. Juga, tidak setiap yang menghibur dapat menyegarkan jiwa."

Semoga kita selalu bisa memilih jalan yang benar. Jalan yang diridloiNya. Aamiin.

Ohyaaa...saking berkesannya saya dengan nasihat ustad Heru tadi, saya bercerita pada Mbak Nailis yang sebenarnya ikut mendengarkan juga. wkwk...begitulah, kayak orang berdua nonton film bersama tapi masih saling cerita.

"Mbak, isi kajian tadi yang paling tak catet adalah lebih baik menghindari kemudharatan daripada mengambil manfaat", ucapku pada Mbak Nailis dengan girang.

"Iya, Mbak. Kan Ustdad Mahfud udah pernah bilang gitu", katanya.

"oooh... iya ta? kok aku nggak ingat? aku pas nggak masuk ngaji paling ya", hehehe jawabku nyengir.

Kemudian kita tarawih berjamaah.

Wassalam....

No comments:

Post a Comment

Follow Instagramku