Sebelumnya,
aku minta maaf jika tulisan ini (masih) tentangmu. Aku pamit sebentar
dari tugas-tugas kuliah yang menungguku. Aku ingin bicara sedikit tentang
sesuatu.
“semoga bisa lebih belajar untuk memantaskan
diri, agar dapat jodoh yang pantas, pintar menjaga diri, jadi teman dunia dan
akhirat. amin”.
Aku tanpa
sengaja membaca tulisanmu itu, mas. Sedikit sih, tapi lumayan ‘nonjok’ di hati.
Tapi ketahuilah, aku turut ‘mengamini’ harapanmu
dalam tulisan itu. Sekali lagi aku minta maaf karena sempat membuatmu menunggu.
Menunggu seorang gadis yang entah kapan diizinkan oleh sang bapaknya untuk
bersanding denganmu, hingga kamu mundur teratur, halus, kemudian
membuatkuu......jatuh. Tapi aku bahagia. Ini jatuh yang benar-benar membuatku
luruh. Menyadarkanku bahwa aku telah tidak meletakkan cinta Allah di nomor
satu. Ya Allah...ampuni aku.
Mas, aku
maklumi keputusanmu. Kamu lelaki baik yang sudah memberi pelajaran dan pernah
memberi harapan banyak padaku. Menyadarkan bahwa aku masih perlu banyak
belajar akan banyak hal. Salah satunya memantaskan diri. Sepertinya aku memang
tidak pantas untukmu. Aku masih seperti anak kecil, yang emosinya masih labil,
sering membuatmu bingung, dan....dan kelabilan-kelabilan yang lain. Aku hanya
bocah dengan banyak teman pria (meskipun aku tidak pernah bersentuhan dengan
mereka), kurasa itu sudah cukup tidak pantas, aku jadi malu jika aku bersanding
denganmu. Mas, aku hanya adek kelasmu sekarang, adek kelas yang
berani-beraninya mengambil hati kakak kelas. Kamu dulu khilaf kah? Hmmm.... Semoga kamu lekas menemukan
pasangan yang menurutmu pintar menjaga diri, yang bisa menjadi teman dunia dan
akhiratmu nanti. Maukah kamu berdoa pula untukku?
Allah,
tuntun aku agar niat memperbaiki diri ini hanya untukMu. Jodoh, aah itu
urusanMu, ya Allah. Aku pasrah. Bukankah Engkau akan menyandingkan perempuan
baik untuk lelaki baik? Jodoh baik, kuharap itu hanya bonus dariMu. Allah, aku
percaya bahwa rencanamu akan sangat indah. Kuharap aku bisa bersabar.
Mas,
tetaplah menjadi lelaki baik. Pasti teman hidupmu akan senang bersanding
denganmu nanti. Kurasa kamu sudah tidak perlu diragukan lagi untuk meminta anak
gadis orang. Sedangkan aku? Sudahlah...aku masih terus dan terus belajar.
Mas, Mungkin kamu sudah jarang bahkan
sudah tidak pernah menjenguk blogku. Tapi jika kamu ‘nyasar’ ke alamat ini,
terima kasih jika kamu berkenan membacanya.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteHikzzz....
ReplyDelete(Tisue mana, tisue......)
jangan cengeng mas :P
DeleteYaach... Laki-laki juga manusia. Hkzzz....
Deletehahaha iya deh :D
DeleteSemangat memantaskan diri, Kawan. Lillahi ta'aalaa...
DeleteSemangat An-Nuur: 26.
baik, mas. semoga selalu dalam ridloNya. aamiin....
DeleteSip......
Delete(y)
ReplyDelete