Sunday 7 September 2014

# cerita

RADIO



lewat radio.....aku sampaikan
Kerinduan yang lama terpendam
 –Sheila On 7-


A :Siapakah penemu radio pertama kali?
B :Si Dudung.
A :Kok Dudung?
B :Iya, soalnya radioku kemarin hilang, terus ditemuin Dudung
A : ??$%^&$^%&%^*%??

Hahahahaha... (terserah kalian mau tertawa atau tidak, itu hanya lelucon yang sudah kelewat basi)

Masih teringat pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) kelas 6 MI (Madrasah Ibtidaiyyah) atau SD dulu, dalam bab transportasi dan komunikasi (saya lupa bagaimana redaksi lebih tepatnya, intinya tentang tranportasi dan komunikasi), dalam pelajaran itu saya mengetahui bahwa radio pertama kali ditemukan oleh marconi. Mudah banget untuk menghafal namanya, karena mirip dengan nama makanan, hehe.. apa hayooo...??? iya, makroni.

Pada tahun 2014 ini, apakah masih banyak orang yang menggunakan radio sebagai salah satu sumber informasi atau hiburan? Kalau saya sih, IYA.

Saya termasuk orang yang cinta musik. Tapi saya tidak bisa bernyanyi (seperti penyanyi), apalagi memainkan alat musik (seperti para musisi). Tidak ada bakat sama sekali. Saya hanya ahli mendengar musik (jiah, semua orang juga bisa). Ngomong-ngomong soal bakat, kata ARYO ‘ASIK’ penulis buku “YOU ARE WHAT YOU THINK” sebenarnya bakat itu tidak ada, yang ada hanyalah action. memang benar, punya bakat tapi nggak pernah diasah itu sama dengan bohong. Orang yang nggak punya bakat tapi selalu action untuk berlatih, maka waktu dan ketekunan akan menjadikannya bisa. (cukup disini pembahasan soal bakat, kapan-kapan akan saya bahas dalam judul tersendiri ya. Kita kembali ke radio). Iya, jadi saya lebih suka acara musik, daripada sinetron atau film. Terkadang saya menyalakan televisi hanya karena biar nggak sepi aja. TV menyala tapi apa yang saya lakukan? Saya malah membaca buku, maenan hp atau ngapain gitu yang lain, malah TV yang menonton saya. Jadi radio menjadi media yang bisa menghibur saya, yang bisa memberikan informasi dan pengetahuan juga. Ada radio (saya lupa namanya) yang pada waktu-waktu tertentu memberikan kosakata-kosakata yang tak umum digunakan dan  memberi penjelasannya. Dari radio tersebut saya juga belajar.

Saya akrab dengan radio sejak masih duduk di bangku MTs (Madrasah Tsanawiyah) atau SMP. Awalnya Bapak membeli tape yang dilengkapi dengan fitur radio juga, saya kurang tahu pasti apa latar belakang, maksud, dan tujuan Bapak membeli barang tersebut (nggak perlu pendahuluan, perumusan masalah, dan kesimpulan yaa karena ini bukan karya ilmiah haha). waktu itu radionya ditaruh di kamarnya mas. Mas saya sering memutar radio, dulu yang sering diputar adalah radio EBS, salah satu radio di Surabaya. Setiap malam saya, mas, dan adek kalau belajar sering sambil mendengarkan radio. Dari situ, saya jadi hafal banyak lagu deh. Pelajarannya masuk juga tidak? Hehe..alhamdulillah otak masih bisa diajak kompromi untuk mendengarkan musik sambil belajar. Dan sampai sekarang pun saya tidak bisa jauh-jauh dari musik.

Pada suatu ketika saya ingin memindah radio tersebut ke kamar saya, tapi tak lama mas mengambilnya kembali. Tak lama lagi saya memindah lagi ke kamar saya, terus diambil mas lagi. Sampai akhirnya, suatu hari Bapak yang hitam manis sangat pengertian itu membeli radio lagi untuk saya hahaha....mu’ucih lho, Bapak.

Kebetulan di sekolah punya beberapa teman yang juga hobby mendengarkan radio. Sampai ada lho yang mengidolakan pakek banget salah satu penyiar radio di kecamatan tetangga. Entah ceritanya bagaimana mereka bisa mengenal penyiar radio tersebut. Pernah suatu hari penyiar radio tersebut lewat depan sekolah, dan temen-temen saya yang centil, imut, dan gemesin-gemesin itu histeris dan heboh. Radio desa tersebut namanya radio Mustika. Gara-gara temen-temen tersebut saya juga mencoba menggeser gelombang radio saya ke Mustika. Kemudian kita sering saling kirim-kirim salam lewat radio hahaha lutunaaah :3 hey Ita, Hikmah, Ana, Dian masih nge-fans sama mas-mas penyiar radio itu ta? :D

Saya punya pengalaman konyol yang mungkin tak akan pernah saya lupakan. Kirim-kirim salam melalui radio juga pernah saya lakukan ke radio EBS, waktu itu temanya “hal apa yang paling sering jadi pikiran kamu”.  Waktu itu saya belum punya hp, jadi saya pinjam (secara diam-diam) hp-nya bapak untuk sms radio tersebut. Kalimat saya waktu itu “saya paling sering memikirkan nilai-nilai pelajaran saya, salamnya buat bla bla bla itu itu itu itu....”, saya yang masih culun dan belum luwes (red: gagap) dalam menggunakan hp, alhasil smsnya bukan terkirim ke nomor radio tersebut, malah terkirim ke nomor temennya bapak. Dan sudah saya duga sebelumnya, temennya bapak balik kirim sms dan menanyakan “maksudnya apa???”, saya kemudian mengaku malu-malu kepada Bapak.

Sudahlah, lupakan cerita konyol di atas! Anggap saja saya tidak pernah bercerita apapun kepada kalian -_-

Waktu berjalan dan menuntun saya menuju fase selanjutnya. Memasuki SMA saya mulai jarang mendengar radio. Salah satu sebabnya sih karena saya tinggal di pondok pesantren. Ya tahu sendiri lah, mondok tidak boleh membawa barang elektronik. Tapi kita, santriwan santriwati gahol (red: nakal) tetap diam-diam membawa HP hahaha...(bukannya hp juga ada radionya? Kok nggak mendengarkan radio?), iya juga sih, ah saya tidak tahu penyebab utamanya apa sehingga saya mulai melupakan radio. Maaf ya, radio.

Memasuki fase kuliah, saya balikan lagi nih sama radio. Aku masih sayang kamu :*
radio zaman sekarang (pada handphone)

No comments:

Post a Comment

Follow Instagramku