Wednesday 27 March 2019

# Buku

Marie Kondo, Ahli Beberes yang Mendunia


Marie Kondo, Ahli beberes dari Jepang ini membuktikan bahwa tidak ada ilmu yang sia-sia. Apapun bidangnya, jadilah ahlinya. Beres-beres yang identik dengan pekerjaan para pembantu rumah tangga ini ternyata mengantarkan Marie menjadi Ahli beres-beres profesional yang dikenal di seluruh dunia dengan metode KonMari nya. Nama KonMari merupakan sebuah nama metode berbenah yang diambil dari namanya sendiri.
Marie memberikan kursus-kursus secara private langsung ke rumah atau kantor para kliennya. Berdasarkan testimoni para klien Marie, tidak hanya rumah dan kamar yang berubah menjadi rapi. Tetapi juga perubahan-perubahan dalam hidup pun terjadi. Bahkan hingga mempengaruhi omset bisnis. Bagaimana itu bisa terjadi? Yaps, Karena yang dibenahi bukan hanya pakaian, buku yang berserakan, rumah yang acak-acakan, kertas-kertas yang menumpuk, kabel-kabel yang berseliweran, tetapi Marie Kondo juga membenahi pikiran para klien. Oleh karena itu, Marie tidak mau membenahi rumah para klien sendirian. Pernah ada klien yang terkejut, dia mengira Merie yang akan mebereskan rumahnya. Ternyata pemilik rumah harus ikut serta dalam pembenahan. Karena sekeras apapun Marie membereskan rumah klien, jika pada pokoknya/dasarnya/mindset pemilik rumah masih belum dibenahi maka tidak lama rumah akan kembali teracak-acak lagi.

Menurut saya, buku ini akan lebih bagus kalau ada ilustrasi atau foto-fotonya. Seperti ilustrasi cara melipat kaos kaki yang telah dijelaskan Marie. Atau foto penataan baju-baju dalam lemari. Sehingga pembaca bisa paham dengan jelas bagaimana yang dimaksud oleh Marie. Tetapi tidak begitu masalah sih, karena Marie Kondo juga mempunyai channel youtube. Sehingga kita bisa melihat bagaimana metode Konmari yang dimaksud penulis.

Buku yang terjual lebih dari 5 juta kopi ini menyadarkan pembaca yang kebanyakan tidak menyadari bahwa di rumahnya telah menyimpan banyak sampah. Banyak barang-barang yang sudah tidak lagi digunakan. Dan tentu saja hal semacam itu membuat rumah penuh sesak. Padahal menurut Marie, barang-barang yang kita miliki tidak semuanya harus disimpan selamanya. Ada barang yang mempunyai masa tugas tertentu. Jadi bila sudah selesai tugasnya, sudah terambil manfaatnya, segera buang atau berikan kepada orang yang lebih membutuhkan. Saatnya mengucapkan terima kasih pada mereka. 

Saya terkesima dengan Marie yang memperlakukan barang-barangnya dengan hormat layaknya manusia. Tas yang selesai dipakai bekerja, disimpan Marie dalam lemari sambil mengucapkan, "Kerja bagus! Selamat beristirahat". Karena barang-barang yang disimpan Marie hanyalah barang-barang yang memberikan kebahagiaan. Barang-barang yang memang dibutuhkan. Bahkan barang-barang yang sekiranya akan dipakai kapan-kapan pun dihempaskan. Karena 'kapan-kapan' itu kebanyakan tidak akan terjadi. 

Pernah suatu ketika Marie mendapati kliennya menyimpan kaos kaki dengan cara menggumpalkan dan ditarik ujungnya sehingga membentuk bola, sedangkan stoking diikat erat-erat di bagian tengahnya. Marie terperangah dan berkata, "lihat dengan seksama! Kaos-kaos kaki itu semestinya beristirahat. Apakah mereka bisa beristirahat kalau digumpalkan seperti itu?". Waaaow... Marie sangat berkeprikaoskakian ya.

Nilai yang diajarkan Marie dalam buku ini erat kaitannya dengan hidup minimalis. Karena kunci dalam berbenah disini adalah bagaimana kita bisa hidup dengan barang-barang seminimal mungkin. Semakin menumpuk atau menyediakan stok barang di rumah, maka akan semakin membuat cemas. Contohnya menyimpan tisu 5 gulung, jika masih tersisa 2 gulung tisu maka akan membuat pemilik cukup khawatir dan ingin membelinya lagi.

Proses berbenah dalam metode Konmari ini dimulai dengan membuang, kemudian dilanjutkan dengan merapikan. Buang semua barang yang tidak dibutuhkan. Marie mempunyai peraturan urutan dalam berbenah. Yakni dimulai dari kategori pakaian, buku, kertas, pernak-pernik, dan yang terakhir adalah barang-barang sentimental, yaitu barang yang penuh dengan kenangan, seperti foto-foto dan kartu ucapan. Dengan mengikuti aturan tersebut Marie memberi jaminan keahlian membuang semakin terasah sehingga kita tidak mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan saat membuang barang-barang bernilai sentimental. Orang-orang yang enggan membuang barang sejatinya hanya berakar pada dua penyebab: keterikatan di masa lalu atau kecemasan akan masa depan.

Buku yang terdiri dari 206 halaman sangat padat nutrisi. Saya yang biasanya selalu memberi highlight pada bagian-bagian yang penting, kali ini tidak saya lakukan. Karena seluruh bagian penting. Bisa-bisa stabillow saya habis untuk memberi warna semua tulisan dalam buku ini. Dan alasan kedua saya tidak memberi highlight adalah karena pada beberapa kalimat yang lebih penting lagi telah tercetak tebal.

Bagi teman-teman yang belum membaca buku ini, saya sangat merekomendasikan untuk membacanya. Saya yakin akan banyak pelajaran yang bisa pembaca ambil.

5 comments:

  1. Bener mbak, buku ini related banget terutama anggapan mengenai menata ruangan yang justru tidak pernah membuat ruangan kita rapi. Tidak heran kalau bukunya sampai mendunia :D

    ReplyDelete
  2. Saya belum membaca bukunya, mbak. Tapi sudah melihat beberapa content di youtube-nya yang membuat saya terperangah dengan keajaiban tangannya.
    Tapi, saya merasa setuju sih dengan konsep hidup 'minimalis'-nya. Melihat bapak dan ibu saya punya hobby 'ngumpulin barang tapi nggak dipakai' rasanya hanya membuat rumah semakin sempit dan pengap.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keajaiban berbenah sungguh luar biasa... Mari kita sebarkan virus Marie Kondo ke keluarga di rumah, Mbak hehehe

      Delete
  3. Saya juga baru aja menulis tentang beres-beres kamar di blog saya dan mengadaptasi metode Marie Kondo... Memang super mencerahkan dan membantu banget waktu beres-beres, terutama teknik melipat pakaian dan mengeorganisasi semua benda! Namun ngga bisa juga kalau melakukan semuanya karena sampai saat ini menurut saya kurang cocok dengan pilihan gaya hidup saya hehe.

    ReplyDelete

Follow Instagramku