24
jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, 4 minggu dalam 1 bulan, dan 12 bulan dalam
setahun, coba kita renungkan, berapa banyak waktu yang telah kita habiskan
untuk dunia dan berapa banyak waktu yang telah kita habiskan untuk akhirat.
Rasanya
sebagian besar dari kita hanya memakai waktu sisa untuk akhirat kita. Dalam sehari
hanya tersisa 5 menit untuk membaca alquran ya hanya itu waktu kita membaca
alquran. Bahkan jika terlalu sibuk dengan dunia, 5 menit pun tidak ada
untuk membaca alquran. Mengapa kita menunggu waktu luang tetapi tidak meluangkan
waktu?
Mengutip dari pembukaan buku “Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan” sang penulis mengungkapkan, “ada saat-saat ketika kita perlu mengambil jarak sejenak dari kesibukan yang membuat jiwa dan badan kita penat. Ada saat-saat ketika kita harus menemukan keheningan di saat bertambahnya kekayaan, namun tidak menambah ketenangan dan kedamaian di hati kita. Ada saat ketika kita perlu berdiam diri sejenak di saat bertambahnya kesibukan kita, justru menyibukkan hati dan pikiran dari hiruk pikuknya dunia yang sesak. Ada saat-saat ketika kita perlu bertanya tentang iman kita dengan memerhatikan amal-amal kita.”
Berhenti
sejenak dari hirup pikuknya dunia dan berdiam diri di pojokan kamar membaca
buku ini menjadi pilihan yang tepat saat sendirian. Sungguh banyak sekali
tamparan yang saya terima. Pertanyaan-pertanyaan renungan hadir di kepala saya.
Sudahkah betul niat ibadah saya? Kemanakah mengalirnya harta yang telah Allah
titipkan pada saya? Bagaimanakah kondisi orang-orang di sekitar saya? Apakah mereka
sudah tersentuh pertolongan? Sudah betulkah tingkah dan ucapan saya? Dan terutama
sesungguhnya apa niat saya menulis blog ini? Semoga tulisan blog ini tercatat
sebagai amal kebaikan di sisi Allah SWT.
“Jika
kesunyian tak mampu menghadirkan ketenangan”, kata Ustad Fauzil Adhim, “jika
sujud dan rukuk tak lagi mendatangkan ketenteraman dan kesejukan jiwa, ada yang
perlu kita tengok dalam diri kita. Kita perlu mengambil jarak dan melakukan
hentian sejenak dari kesibukan-kesibukan yang terus memacu kita untuk berlari. Kita
perlu mencari kejernihan di tengah hiruk pikuk kehidupan maupun mimpi-mimpi
kita.”
Lanjut Ustad Fauzil Adhim, “Jika bertambahnya rezeki tak menambah kebahagiaan, ketenangan dan kekhusyukan, ada yang perlu kita periksa sejenak. Atas sedekah dan ibadah kita, ada yang perlu kita cermati dengan jernih barangkali ada salah niat yang terselip. Atas berlimpahnya harta yang tak menambah keteduhan hati dan kesejukan jiwa, ada yang perlu kita renungi, tentang diri sendiri, tentang tetangga kita, tentang doa-doa kita serta berbagai hal yang berkaitan hubungan kita dengan Allah maupun hubungan dengan sesama.”
Buku
ini mengajak kita untuk mengambil jarak, meluangkan waktu dan melakukan
hentian sejenak, semoga kita dapat menemukan ketenangan di tengah kesibukan.
No comments:
Post a Comment