Monday 16 January 2017

# cerita

Ibuk, Tidak Bosan di Dapur Terus?




Pada zaman sekarang, perempuan bekerja sudah sangatlah umum. Bahkan yang sudah menyandang gelar istri dan ibu pun banyak yang berkecimpung di luar rumah. Entah bisnis, menjadi karyawan perusahaan, pegawai pemerintah, guru, sampai menjadi pekerja-pekerja kasar. Menurut saya, tidak ada yang salah dengan keputusan beliau-beliau untuk memilih bekerja di luar rumah (selama tetap memperhatikan kodratnya sebagai perempuan, mengikuti syariat Islam, dan masih mampu melaksanakan kewajiban sebagai istri dan ibu yang baik).

Pada suatu siang yang terik, saya keluar dari tempat parkir masjid kemudian melihat ibu-ibu dengan kulit muka yang kusam, memakai topi usang untuk sedikit berlindung dari sinar matahari yang menyengat, mata yang berusaha menyipit-nyipit melawan cahaya, sedang berusaha menarik-narik lengan bajunya untuk menutupi seluruh tangannya.  Di sekelilingnya adalah mobil-mboil mewah berjejer dan sepeda motor yang tertata rapi berkat kerja kerasnya. Sesekali mengusap peluh keringatnya ketika mengarahkan orang berkendara agar parkir dengan benar.

Memang saat itu Surabaya benar-benar panas. Saya segera memakai sarung tangan dan kacamata hitam, kemudian berlalu melewati ibu tukang parkir tersebut. Sepanjang jalan saya kepikiran dengan ibu tukang parkir tadi, pasti ada alasan di balik keputusannya bekerja. Bahkan bekerja kasar sekali pun. Barang kali suaminya sakit. Barangkali dia janda. Barangkali penghasilan suami kurang untuk membayar listrik. Semoga kerja kerasmu bernilai ibadah ya, Bu. Batin saya di perjalanan.

Di lain kesempatan, saya juga pernah  memperhatikan ibu-ibu lain yang bekerja dengan baju kerja yang sangat rapi. Wajah cerah dan segar. Pagi-pagi sudah rajin datang ke kantor bekerja hingga sore hari. Ditambah perjalanan yang terkadang macet menyebabkan sampai rumah hari sudah gelap. Saya sempat berpikir, ibu-ibu karir seperti itu jam berapa ya kalau bangun pagi untuk menyiapkan sarapan dan lain sebagainya untuk anak-anak dan suami. Kalau pulang apakah masih ada tenaga untuk bermain-main dengan anak? Kembali saya berpikir, pasti ada alasan hingga beliau memutuskan untuk menghabiskan harinya dari pagi hingga sore di kantor. Pernah pula bertemu dengan seorang ibu yang aktif di dunia politik. Beliau berkata bahwa dia sudah ‘menyelesaikan’ tugasnya di rumah. Anaknya sudah besar-besar. Dan suaminya sangat mendukungnya. Waktunya sangat banyak di luar rumah dan bermanfaat.

Ada pula ibu-ibu yang bukan pekerja, tetapi sangat aktif di dalam kegiatan sosial. Atau hanya hangout dengan teman-temannya. Asyik ‘memanfaatkan’ jatah bulanan dari suami mereka. Terlihat begitu menyenangkan. Belanja. Kumpul. Jalan-jalan. Tidak ada yang salah pula dengan kegiatan mereka, selama yang ibu-ibu lakukan tidak melanggar syariat Islam dan mendapat ridlo dari suami mereka, pikir saya.
Hingga suatu hari saya melihat ibu saya mencuci piring di dapur. Sejenak saya perhatikan wajahnya yang tenang. Terlihat ketulusannya membersihkan bekas-bekas makanan. Lalu saya mendekat dan bertanya, “Buk, nggak bosan di dapur terus?”. Saya kira ibu akan menjawab “kadang-kadang bosan”, ternyata Ibu saya menjawab “enggak”, dengan senyum.

Alhamdulillah….batin saya. Ibu selalu bersyukur dan menikmati hidupnya dengan sebaik-baiknya. Wajahnya awet muda. Meskipun tidak pernah perawatan di salon. Tidak pernah memakai cream macam-macam. Busana ya itu itu aja. Selalu rapi. Dan yang terpenting, selalu Qanaah.

Dan saya, SANGAT TIDAK SUKA JIKA PULANG KE RUMAH TIDAK LANGSUNG BERTEMU IBUK SAYA hehehe… sampai bapak menertawakan sikap saya dan saudara-saudara saya. Pernah suatu malam sepulang mengaji, di ruang tamu bapak duduk bersama temannya. Saya masuk rumah mengucapkan salam, “Assalamu’alaykum…”, masuk hingga ruang tengah belum nampak ibuk juga. Maka saya bertanya pada bapak. Kemudian bapak tertawa lantas bercerita pada tamunya, “yo ngeneki lho pak anak-anakku. Goleki ibuknee ae”. “Beginilah anak-anak saya, Pak. Nyari ibuknya terus”. Alhamdulillah ibu saya mempunyai waktu yang sagat baaaaaanyak untuk anaknya.

No comments:

Post a Comment

Follow Instagramku