Sunday 29 January 2017

# cerita

Jangan Menjadi Lelaki Sholehah



Kajian Pencerah Oleh Ustad Bachtiar Nasur


Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Assalamu’alaykum, teman-teman…
Alhamdulillah, kemarin Sabtu (28/1) saya berkesempatan mengikuti Kajian Pencerah yang rutin diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya setiap sebulan sekali. Sebelumnya saya khawatir tidak bisa ikut, karena acara IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) yang diagendakan Jumat (27/1) ba’da maghrib hingga Sabtu (28/) siang. Aatas rahmat Allah agenda IMM bisa  selesai sampai Sabtu subuh saja (ya, artinya kami begadang semalaman. Saya ‘nyuri’ waktu tidur dikit sih, hehehe kalau si ketum dan teman-teman nggak tidur sama sekali). Saya akan menyampaikan isi kajian yang saya ikuti kemarin (28/1) di halaman kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya. Pengisinya top markotop, Ustad Bachtiar Nasir, beliau adalah Ketua GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa) MUI dan juga bagian dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, lebih tepatnya Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Masyaallah….orang yang very very very very very hebat. Dan dalam kajian ini akan dilaunchingkan Roti Maida, produk asli persyarikatan Muhammadiyah.


Kajiannya diselenggarakan di halaman kampus tanpa kursi dan tanpa atap. Saya memasuki area kajian disambut dengan Roti Maida, plastik untuk tempat sepatu, dan juga Koran untuk alas duduk. Makasih rotinya, Panitia….saya begitu lapar karena belum sarapan hehe… Oh iya, saya datang bersama teman seperjuangan, yaitu Mbak Nailis, langsung saja kami mencari tempat yang strategis, eh ternyata nggak dapaaaat. Halaman kampus sudah begitu ramai, dipenuhi dengan orang-orang berwajah sejuk (kata Mbak nailis hehe). Panggungnya tertutup sound system dari tempat duduk kami, heuheuheu…ya sudah gakpapa. Tak lama kemudian saya mendapat whatsapp (wa) dari uswa, dia mengatakan bahwa dia juga hadir kajian bersama ibunya. Dia menjelaskan posisinya yang sangat strategis. Alhamdulillah…kami berdua mendapatkan sisa space dari uswa. Yihaaaaa….kami berdua sangat senang.

Sinar matahari yang hangat menerpa para jamaah kajian. Yang saya rasakan adalah hangat luar dalam hehehe...Sinar matahari pagi yang terasa hangat ini saya yakin akan menyehatkan tulang-tulang, dan betapa hangat persaudaraan dalam Islam (ukhwah islamiyah), entah para jamaah ini darimana saja dan berlatar belakang apa saja dikumpulkan sama rata dan sama rasa dalam majlis yang semoga dirahmati Allah dan di bawah naungan sayap-sayap malaikat.

Ustad Bachtiar berterima kasih kepada Rektor UM Surabaya yang telah menyediakan tempat untuk kajian. Sehingga yang kuliah tidak hanya anak-anak (mahasiswa), tapi ibu-ibu dan bapak-bapaknya juga. Orang tua harus sering-sering hadir ke tempat belajar anak-anak, selain dapat memberi motivasi kepada anaknya, juga hidup ini haruslah diisi terus menerus dengan belajar. “Jangan sibuk cari duit saja”. Orang tua jangan hanya menjadi ATM dan komunikasi dengan anak kurang. Kehadiran orang tua terutama ayah di sekolah sangatlah penting untuk memberi motivasi kepada anak-anak. “jangan menjadi ayah gagal!”. (#noted – meteri parenting). Saya jadi teringat dengan menteri pendidikan tahun lalu yang sempat menganjurkan para orang tua untuk mengantar anaknya ke sekolah pada hari pertama masuk sekolah (setelah libur panjang). Karena memang efeknya sangat besar.

Akhir-akhir ini Indonesia diterpa berbagai ujian. Menurut Ustad Bachtiar, saat ini negeri kita sedang mengalami sedikit pergeseran, jika dibiarkan maka akan terjadi penyimpangan hingga akhirnya akan menuju pada disintegrasi bangsa. Alhamdulillah Muhammadiyah gesit dalam mengambil langkah. Ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah sangat peka terhadap keadaan bangsa Indonesia. Salah satunya dalam bidang ekonomi, Muhammadiyah menghadirkan Roti Maida ke tengah-tengah masyarakat Indonesia. Ini merupakan langkah cerdas, sebuah gerakan kreatif yang memanfaatkan momentum, terutama kekalahan terbesar  umat Islam dalam bidang ekonomi. Tidak akan ada konglomerat bisa kaya jika pasar umat Islam sudah mengehentikan . jika kemarin sari roti yang menguasai pasar, sekarang saatnya syari roti dengan nama Maida yang akan menguasai pasar. Hehehe…

Oke, tadi baru pengantar sepertinya hehehe… menurut saya dalam kajian ini banyak sekali materinya, dari bidang apa saja, dari parenting, keislaman, dan kebangsaan. Baik, saya akan membagikan apa adanya yang saya dapatkan.

Topik Keislaman:
Ustad Bachtiar Nasir membahas surat Al-baqoroh ayat 256. Begini terjemahannya:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama Islam. Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Laa ikrahaa fid diin…Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam. Dalam agama Islam, tidak ada paksaan dalam beragama. Kenapa?
Qod tabayyinarrusydi minal ghayyi…Karena sudah jelas perbedaannya antara yang lurus dengan yang bengkok. Jadi, umat Islam tidak perlu memaksa orang lain untuk masuk Islam. Karena, orang-orang yang berakal dan berhati sehat pasti akan memilih yang lurus dan menginggalkan yang bengkok. Sehingga, tidak perlu adanya paksaan. Oleh karena itu, setiap orang yang memilih Islam insyaallah adalah orang-orang yang berfikiran lurus, dan sebaliknya, orang yang benci Islam adalah orang berfikiran bengkok.
Orang yang telah memilih Islam dan agar lebih kuat lagi keislamannya maka harus kufur terhadap thaghut dan beriman kepada Allah. Faman yakfur bitthaghut wa manyukminu billaah…jadi rumusnya adalah kufurlah dulu kepada thaghut baru beriman kepada Allah. Biasanya orang liberal sangat fasih dalam ayat ayat dan hadits, tapi menjadi jungkir balik. Melintir-melintir jadinya. Lisannya  berkata rahmatan lil alamiin, tapi nyatanya berefek musibah lil muslimin. Mengapa bisa begitu? Karena mereka menghadapi keadaan rong-rongan yang mendera umat islam dengan tidak menerapkan Faman yakfur bitthaghut wa manyukminu billaah…

Topik Kebangsaan:
Ustad Bachtiar mengajak para jamaah bernyanyi ‘Dari Sabang Sampai Merauke’, ‘17 Agustus 1945’, ‘Berkibarlah Benderaku’. Bahkan membaca teks proklamasi. Menurut saya, ini ajakan kepada para jamaah untuk semakin mencintai Negara. Akhir-akhir ini terjadi banyak peristiwa yang rentan memecah belah umat dan menghancurkan Negara. Sebenarnya perbedaan yang terjadi tidaklah bersifat substantif, hanya soal opini yang mereka buat-buat sendiri, seperti Islam yang dikesankan anti NKRI, anti kebhinekaan, anti nasionalisme, dan lain lain. (menyedihkan ya).

Pidato Bung Karno menyatakan bahwa Indonesia merupakan Negara preambule. Antara proklamasi dan pembukaan UUD’45 adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.  Indonesia mempunyai pancasila dimana sejarahnya dalam penyusunan redaksinya dipikirkan secara matang oleh para pejuang. Dan atas usul para ulama dengan pemikirannya yang bijak ditempatkanlah sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Umat Islam memang tidak menjadikan Indonesia sebagai Negara agama. Karena umat Islam paham betul bahwa Laa ikrahaa fid diin, tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam. Sehingga ulama-ulama pendiri bangsa ini tidak ngotot menjadikan Negara ini menjadi Negara Islam. Sila pertama menjadi pedoman awal. Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ketiga persatuan Indonesia. Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.  Masihkah sila ke-4 ini dilaksanakan? Masihkah Indonesia berkedaulatan rakyat? (para jamaah menjawab tidak). Siapakah orang berhikmah tersebut? (kalau tidak belajar pada orang arab nggak akan paham nih apa arti hikmah #eh). Orang berhikmah adalah orang-orang yang berilmu tinggi, ilmunya bermanfaat, dan diaplikasikan dalam bentuk amalan-amalan sholeh. Contohnya adalah Lukman Al-Hakim sebagai orang tua yang berhikmah. Sekarang, apakah pemimpin di Indonesia orang-orang yang berhikmah? (eh para jamaah menjawab TIDAK. Ini jamaah lho yang menjawab, bukan  Ustad Bachtiar hehe…). Dan pada kenyataannya, menjadi seorang pemimpin di Indonesia kalau tidak punya uang banyak ya tidak akan jadi pemimpin. Untuk level pemimpin di Jakarta modalnya kurang lebih 200 miliar. Lalu dalam permusyawaratan, apakah pemimpin di Indonesia dipilih berdasarkan permusyawaratan? Apakah berdasarkan perwakilan? (eh lagi lagi jamaah menjawab TIDAK). Padahal, ciri organisasi dalam Islam adalah syura’ (musyawarah). Sekali lagi, apakah sila ke-4 ini masih diterapkan? TI-DAK.
Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Masihkah sile ke-5 ini dilaksanakan? Pada nyatanya, tanah-tanah di Indonesia, khususnya Jakarta, 70% telah tidak dimiliki oleh orang-orang pribumi. Sebenarnya ini merupakan kegelisahan yang sedang terjadi. Dan inilah yang disebut sebagai kiblat bangsa telah bergeser. Sila sila dalam pancasila tidak diterapkan sebagaimana mestinya.

Topik Parenting/pendidikan dalam keluarga:
Q.S. Al-maidah 54:
“Hai orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya, dan Allah Maha Luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui”

Berikut adalah hal-hal yang harus ditanamkan pada keluarga agar menjadi generasi al-maidah 54, yaitu generasi yang dicintai Allah dan mencintai Allah.
1.      Bersikaplah lemah lembut, sopan santun, saling mencintai, saling menghargai terhadap kaum muslimin.
2.      Bersikap tegas pada orang kafir, dan pada saat saat tertentu harus bersikap keras.
3.      Berjihad di jalan Allah
4.      Tidak takut celaan para pencela.

Menyambung dari topik kebangsaan di atas, kerakyatan di Indonesia harus dipimpin oleh orang-orang yang mempunyai kriteria Al-Maidah 54. Harus dipimpin oleh orang yang berhikmah.  sebenarnya masalah-masalah juga banyak terjadi dalam skala keluarga di rumah. Masih banyak pemuda dan bapak-bapak yang belum melaksanakan sholat jamaah di masjid. Pasca momentum #212, Allah memberikan nikmat besar kepada umat Islam Indonesia. Pertama, Allah telah memberikan izzahnya, harga diri umat Islam Indonesia sedang bangkit, kehormatannya dengan agama juga sedang dibangkitkan. Kedua, persaudaraan dalam Islam. dan ketiga adalah semakin semaraknya sholat subuh berjamaah. Marilah dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh orang tua untuk anak-anaknya mengajak sholat subuh berjamaah di masjid. Kebangkitan Negara berawal dari masjid.

SIAP MERAMAIKAN SHOLAT SUBUH BERJAMAAH DI MASJID?

Tips untuk orang tua agar anaknya mau sholat jamaah di masjid adalah yang pertama, penghasilan atau  makanan untuk keluarga HARUS HALAL. Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan para orang tua seperti “Nak, segera tidur. Agar besok tidak telat sekolah”. Kenapa tidak berkata “Nak, segera tidur. Agar kita besok bisa sholat subuh berjamaah”. Orang tua pulang kerja sering bertanya, “Nak, sudah mengerjakan  PR atau belum?”, kenapa tidak bertanya “tadi setelah maghrib sudah membaca quran belum?”. Memang begitu ya yang sering dilakukan orang-orang pada umumnya. Yuk, dikoreksi. Untuk apa pergi ke sekolah tapi tidak sholat?

Ustad Bachtiar memberi tips cara membangunkan anak sholat subuh. Begini tipsnya:
“Assalamu’alaykum…nak ayo bangun sholat subuh”. Meskipun jasadnya mengorok jika malamnya telah ditanamkan ‘besok pagi sholat subuh berjamaah’ insyaallah hatinya akan tergerak.
Jangan membentak-bentak ketika membangunkannya. “NAK, CEPAT BANGUN AYO SHOLAT SUBUH, KALAU TIDAK NANTI MASUK NERAKAAA!!!”, nanti anaknya bangun malah kaget “ini malaikat Malik apa manusia?” :v
Lemah lembut saja tapi tegas, kalau anak sudah sholat subuh tapi di rumah, pujilah sang anak. “Alhamdulillah…anak saya sudah menjadi lelaki sholehah” :D karena yang boleh sholat di rumah sebenarnya perempuan, lelaki itu harus ke masjid.

Maaf judul tulisan ini saya ambil dari pembahasan terakhir dan tidak menggambarkan keseluruhan isi. Nggak peduli dengan aturan kepenulisan yang katanya judul itu menggambarkan isi. :D

Alhamdulillah, hanya ini yang dapat saya bagikan. Semoga bermanfaat. Jika ada kesalahan saya mohon maaf.

No comments:

Post a Comment

Follow Instagramku