Monday 5 December 2016

# Opini

Gelar Terbaik




Malam itu aku berbincang dengan seorang teman. Guru adalah Profesinya. Bukan guru agama, tapi kimia. Dia bercerita lingkungan tempat ia bekerja. Katanya, ternyata banyak orang yang masih belum lengkap sholatnya. Padahal yang wajib hanya lima. Jadi jangan harap sunnahnya.

“Padahal aku ingin berada di lingkungan yang baik, yang bisa membuatku lebih baik, Mbak”, katanya. “sebenarnya aku manusia biasa. Masih kurang banyak ilmu, disana jadi dianggap sudah luar biasa”, tambah dia.
“Mungkin Allah menempatkan sampean disana untuk berdakwah, untuk mengajak mereka sholat”, jawabku sambil tersenyum.
“Saya bukan siapa-siapa, Mbak.”, dia merendah.
“Sampean adalah ciptaan Allah yang mempunyai tugas amar ma’ruf nahi munkar”.



Gelar terbaik

Semua orang yang mengaku Islam, maka harus berperilaku Islam, meskipun dia bukan Sarjana agama. (S.Ag.). Karena sejak lahir dia telah menyandang gelar di atas segala gelar, yaitu Hamba Allah SWT.

Apa yang harus dibanggakan dari gelar dunia, S.ST., S.H., S.Pd., S.K.M., S.E., dan S-S-S yang lain jika itu semua tak mengantarkan ke surga. Pandai berhitung, malah korupsi. Pandai mengajar, malah mengajarkan hal yang munkar. Pandai berbicara, malah memutarbalikkan fakta, yang benar jadi salah yang salah jadi benar. (Dilowak-lawik kayak wingko :D). Situ bangga?

Layaknya dalam perguruan tinggi. Ketika dinyatakan lolos diterima menjadi mahasiswa, bukan berarti akan menjalani kuliah dengan seenaknya. Nggak berangkat kuliah nggakpapa, berangkat ya nggakpapa. Berangkatpun masuk kelas atau enggak ya sesukanya. Tanpa tugas. Tanpa ujian. Santaaaai kayak di pantai sampai wisuda. Ya nggak bisa lah.  Kamu pikir kuliah di FTV? #eh.

Mau jadi lulusan terbaik pasti harus berusaha dengan sungguh-sungguh. Banyak-banyak membaca. Banyak-banyak diskusi dengan pengajar terbaik. Ujian dilakukan dengan sebaik dan sepenuh hati. Mahasiswa-mahasiswa seperti itu biasanya saat wisuda akan mendapat penghargaan lulusan terbaik. Dapat piala, sertifikat, dan lain sebagainya. Mau jadi lulusan yang biasa pokoknya lulus juga bisa, tergantung mahasiswanya hehehe.... Mari dipikir sama-sama, kalau mahasiswa dalam kurun beberapa waktu tidak mengikuti aturan kampus maka apa tindakan kampus? Ya, biasanya dapat surat peringatan. Kalau si mahasiswa masih terus saja tidak mempedulikan surat peringatan, maka apa yang akan terjadi? Kampus tidak akan segan-segan mengeluarkan mahasiswa dari kampusnya.

Begitu pula dalam hidup. Sejak lahir status kita sudah otomatis menjadi hamba Allah, terlahir dalam keadaan fitrah. lalu mengapa ada yang beragama non-islam? Itu beda cerita. Orang tua lah yang menjadikan si anak yahudi, nasrani, atau majusi. Mau bertahan dengan status Hamba Allah? Mau bertahan dengan status orang Islam? Maka harus menjalankan semua perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. (ini definisi taqwa yang selalu keluar saat ujian pelajaran agama. Huapal teorinya, kalau prakteknya? Hmmmmm...mari merenung). Seperti mahasiswa, manusia hidup juga menjalani ujian hidup. Ditimpa kesusahan, apakah akan sabar pada pukulan pertama? Apakah akan menengadah hanya pada Allah untuk minta pertolongan? Ditimpa kesenangan, apakah akan menunduk sujud dan bersyukur pada Allah yang Maha Pemberi, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang? 

‘Semester akhirnya’ setiap manusia berbeda-beda waktunya. Ada yang masih muda sudah berakhir hidupnya. Ada pula yang sampai tua. Ada yang saat sehat sudah selesai perjalanan hidupnya, ada pula yang sakit. Suka-suka Allah. Allah nggak perlu tanya kita apakah kita sudah siap. Lalu mulailah proses ‘tes interview’ di alam barzah. “Siapa Tuhanmu? Siapa Nabimu? Apa kitabmu?”, pertanyaan yang mudah untuk manusia-manusia tertentu saja. apakah aku, kamu, termasuk dalam manusia tertentu itu? Berlanjut hingga proses perhitungan amal, dan seterusnya hingga akhirnya kita akan mendapatkan balasan. Surga ataukah neraka.

Jadi siapapun kita, apapun pekerjaan kita, berapapun harta kita, kita semua statusnya sama, yaitu makhluk Allah SWT. Semua makhluk Allah SWT yang beriman harus menghamba pada Allah SWT. Semua harus berperilaku islami. Tidak hanya ustad atau guru agama saja.
Mau jadi pilot? Ya harus pilot yang islami.
Mau jadi teknisi? Ya teknisi yang islami.
Mau jadi chef? Ya harus chef yang islami.

Akankah kita lulus dari 'universitas' dunia dengan membawa gelar terbaik, yaitu Hamba Allah SWT? Apalagi lulus dengan pujian, pujian Allah tentunya.Semoga saja, aamiin...


No comments:

Post a Comment

Follow Instagramku