Orang
kaya itu yang seperti apa? Apakah orang dengan penghasilan di atas 10jt per
bulannya? Apakah orang yang punya mobil dan barang-barang mewah lainnya? Mari
kita luruskan definisi kaya (khususnya definisi dari saya). menurut saya kaya
tidak selalu memiliki barang mewah. Kaya adalah dimana kita mampu memberi dan
berbagi kebahagiaan dengan orang lain (terutama yang membutuhkan). Buat apa
punya tabungan uang banyak tapi hanya untuk disimpan? Buat apa harta menumpuk
tapi alirannya cukup berhenti di brankas? Kaya
adalah saat hartamu mengalir ke tempat-tempat dan ke orang-orang yang
mebutuhkan. Memberi itu tidak harus berjumlah besar.
Sedikit
kisah dari kehidupan sehari-hari kita.
Ada
dua orang anak, anak pertama uangnya banyak dan anak kedua uangnya terbatas. Anak
pertama bisa beli makanan mahal di resto, sedangkan anak kedua cukup membeli
makan dengan harga murah di pedagang kaki lima. Tidak sedikit dari tipe anak
pertama untuk kebutuhan paling dasar seperti peralatan sekolah (bolpoin,
kertas, tipe-x) sering pinjam ke anak kedua. Menurutmu mana yang kaya? Menurut
saya anak kaya adalah yang kedua. Bapak mengajarkan kepada saya untuk tidak
menjadi generasi bermental pengemis, yaitu suka minta, suka pinjam, dan suka
yang gratisan (kalau ada yang maksa ngasih gratis sih itu rezeki untuk kita
hehe). Untuk kebutuhan dasar usahakan miliki sendiri selama kita mampu
membelinya. Bapak mengajarkan untuk bijak menggunakan uang. Tidak masalah kita
mengeluarkan uang (meskipun banyak) untuk membeli sesuatu asal barang tersebut
bermanfaat. Tidak perlu ‘eman’. Kita boleh irit, asal jangan sampai pelit
terhadap diri sendiri.
Saya
terinspirasi oleh Aa’Gym. Beliau adalah seorang dai dan juga seorang bisnisman.
Yang saya dengar Aa’ Gym tidak pernah meminta bayaran atas ceramah-ceramah yang
beliau sampaikan (semoga kabar ini benar). Lalu darimana beliau memenuhi
kebutuhan hidupnya? Dari buku “Berbisnis dengan Hati” karya Hermawan Kartajaya
saya ketahui bahwa Aa’ Gym adalah seorang bisnisman handal (jujur dan cerdas). Dari
sini saya merenung, beginilah seharusnya menjadi seorang muslim. Aktivitas Aa’
Gym sebagai da’i saya sebut sebagai pengabdian dan pengamalan atas ilmu yang
beliau miliki, sedangkan menjadi pedagang adalah cara beliau untuk memperkaya
diri (demi memenuhi kebutuhan hidupnya dalam rangka beribadah kepada Allah).
Cerita
motivasi berikutnya datang dari seorang dokter (saya lupa namanya) yang
ditayangkan dalam acara “Dr.OZ Indonesia” di salah satu channel televisi
Indonesia. Dokter tersebut tidak menarik tarif tinggi pasien-pasien yang ia
periksa. Dokter tersebut menyampaikan pesan kedua orang tuanya, “jadilah dokter
yang baik. Jangan mengharapkan kekayaan dari profesi dokter. Kalau ingin kaya,
ya jadilah pedagang”.
Kemudian
cerita selanjutnya datang dari tetangga saya sendiri. Tetangga saya sekolah di
keperawatan. Setelah lulus dari sekolahnya dia berkerja sesuai jurusannya,
yakni sebagai perawat. Karena gaji perawat menurut dia kurang cukup untuk
memenuhi kebutuhannya. Lalu dia banting setir menjadi seorang pedagang. Dan
alhamdulillah dagangannya (menurut pengamatan saya) sukses. Tokonya semakin
tahun semakin besar dan alhamdulilah juga bisa menambah lapangan kerja bagi pemuda
pemuda di desa saya. Dan lagi, jangan pernah mengharapkan kekayaan dari profesi
perawat. Kalau mau kaya, ya jadilah pedagang.
Jadi,
semua itu hanya soal pilihan hidup. Mau tetap berkarya sesuai ilmu yang didapat
dari sekolah atau banting setir ke dunia
perdagangan untuk mencari penghasilan lebih? atau mungkin menjalankan keduanya?
Apapun itu, harus dikerjakan sesuai dengan syariat Islam. Menjadi programmer,
ya jadilah programmer yang sholeh. Jadi dokter, ya jadilah dokter yang sholeh,
jadi guru atau dosen ya jadilah guru atau dosen yang sholeh, dan menjadi
bisnisman jadilah bisnisman yang sholeh. Dan yang tidak boleh dilupakan, jangan
pernah lupa bersyukur atas apapun yang sudah kita dapatkan.
Dari
cerita-cerita di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa profesi bukanlah
semata-mata jalan kita untuk mendapatkan harta. Profesi merupakan salah satu
bentuk karya yang kita jalankan dan persembahkan hanya untuk Allah sebagai bentuk
ibadah kita. Menjalani profesi dengan ikhlas semata-mata ibadah akan membuat
kita tetap damai. Berapa pun yang kita hasilkan insyaallah akan terasa cukup.
Dan gaji per bulan akan selalu cukup
jika hanya untuk hidup, tetapi akan selalu kurang jika untuk gaya hidup.
Artinya, kita harus selalu bersyukur dan bijak akan harta kita. Jangan pernah
merasa iri dan gengsi terhadap apa yang dimiliki orang lain sehingga kita
membelanjakan harta kita hanya untuk gengsi-gengsian. Memang saya belum
menjalani fase hidup dan kerasnya dunia pekerjaan, saya masih ‘dijatah’ oleh
orang tua, tapi saya mengilhami dari orang-orang yang telah lebih dulu
menjalaninya. Semoga saya bisa seperti mereka yang cerdas dan jujur dalam
berkarya, apapun itu, entah kerja ikut orang atau mendirikan usaha sendiri.
Karena setiap orang diciptakan oleh Allah beserta perannya masing-masing. Ada
yang berperan sebagai bos, ada yang berperan sebagai pegawai. Semoga tetap bisa
bermanfaat untuk orang lain, dan tentunya menjadi orang kaya mulia. Kaya harta,
kaya ilmu, dan kaya hati. Aamiin...
Tidak
semua orang terlahir sebagai orang kaya. Namun, dapat dipastikan hampir semua
orang menginginkan menjadi orang kaya. Kita
tidak bisa memilih terlahir dari orang tua yang mana, tidak bisa memilih
terlahir dari orang tua yang kaya, tetapi kita bisa berusaha untuk menjadi
orang kaya. Tidak ada yang salah dengan keingninan menjadi orang kaya,
apalagi untuk orang Islam. Karena orang Islam yang kaya akan bisa memberi banyak
manfaat kepada yang lain. Karena faktor pendukung dakwah salah satunya adalah
uang. Alasan lainnya yang mendorong seorang muslim harus menjadi orang kaya
adalah, banyaknya amal ibadah dan anjuran islam yang membutuhkan dana besar.
Banyak amalan syar’i yang membutuhkan banyak uang untuk melakukannya, seperti
haji. Dengan kaya kita bisa menjauhkan diri dari efek negatif kemiskinan.
Menjadi
orang kaya tidak harus bermewah-mewah. Jangan dikira Nabi kita miskin. Nabi Muhammad
adalah seorang saudagar, artinya Nabi Muhammad adalah orang yang kaya. Hanya
saja Nabi Muhammad tetap hidup dengan sederhana dan hartanya banyak dimanfaatkan
untuk keperluan umat.
No comments:
Post a Comment