One Day One Juz atau yang lebih sering
dikenal dengan sebutan ODOJ merupakan gerakan mengaji satu juz dalam sehari.
Menurut saya gerakan ini bagus sekali. Saya tidak tahu sih darimana dan siapa
penggagas gerakan ini. Awalnya saya diajak oleh teman-teman UKKI (Unit Kegiatan
Kerohanian Islam)kampus saya. Saya masuk dalam kelompok dan mendapat bagian
satu juz untuk diselesaikan dalam sehari. Satu, dua, tiga hari saya mempu
menyelesaikannya,tetapi tidak bisa bertahan lama karena beberapa faktor hehe,
seperti kesibukan dunia saya (astaghfirullah),
dan faktor kurang terkontrolnya dari koordinator.
Setelah beberapa bulan vakum
dari ODOJ saya masuk lagi kelompok ODOJ yang lain, dari kampus lain, dan
orang-orang baru lainnya. Saya dimasukkan oleh adek kelas SMA saya ke grup ODOJ
476 via whatsapp. Selidik punya selidik ternyata ODOJ yang mempunyai kode
tersebut merupakan ODOJ yang terkontrol dari pusat, secara nasional. Awalnya
saya takut tidak bisa konsisten lagi untuk menjalaninya. Tetapi saya mempunyai
tekad untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Disini ngaji saya lebih
terkontrol. Jika saya lalai untuk menyicilnya, ada saudara yang mengirim pesan
mengingatkan saya untuk segera menycicil tilawah saya. Memang membaca Al-Quran
hanya untuk Allah SWT. Tetapi karena kadar
iman kita yang naik turun, maka perlu sekali memiliki saudara-saudara sebagai
alarm dan pengetuk untuk kita bangkit kembali.
Karena
kuliah saya yang dari pagi sampai sore, belum lagi ditambah tugas-tugas yang
menuntut saya untuk tetap di kampus, maka akan
sulit untuk saya menyelesaikan satu juz jika harus menunggu sampai di
kos. Jadi mau tidak mau saya harus mengaji disela-sela kesibukan saya kuliah. Saat
menunggudosen masuk kelas, saat break kuliah, ketika di lab, dan dimanapun saya
sempat. Pada awalnya saya merasa sungkan, takut dibilang sok alim, takut
dibilang pamer, tapi sungguh saya tulus melakukannya. Ya sudahlah, daripada
dibilang sok kafir, hehe.... hanya Allah yang Maha Tahu apa yang ada di dalam
hati hambaNya.(QS 67:13).
Lalu
timbulpertanyaan dari saya, mengapa
fenomena orang mengaji di taman, di depan kelas, di dalam bus,menjadi tabu?
Lalu mengapa saat kita membuka gadget di taman, di depan kelas, di dalam busdianggap
biasa saja? Inilah keanehan yang sedang terjadi di lingkungan kita.Mungkinlingkungan
kita kurang akrab dengan Al-quran yang menyebabkan pemandangan membaca alquran
menjadi tabu. Dan perlu diketahui bahwa mengaji tidak harus di dalam masjid
kan?
Jadi,
untuk teman-teman yang ingin mengaji tapi merasa sungkan dengan orang-orang
disekitar seperti takut dikatakan sok alim, dan sok-sok yang lainnya, cuek sajalah.
Allah yang Maha Tahu. Hanya Allah yang berhak menilai setiap hambaNya. Rasa
sungkan itu hanya datang pada permulaan. Jika sudah terbiasa semua perasaan
sungkan itu akan hilang. Sehingga orang-orang dan teman-teman di sekitar kita
juga akan menjadi biasa melihat kita mengaji. Bahkan boleh jadi teman-teman kita
akan ikut-ikut mengaji. Mungkin saja selain kita, diam-diam teman kita juga
ingin mengaji tapi mengalami perasaan yang sama dengan kita. Karena kita telah mengawalinya
maka teman kita tersebut akan mengaji karena punya teman. Senang kan kalau
lingkungan kita akrab dengan AL-quran? Jika kita akrab dengan gadget, mengapa
kita tidakakrab dengan Al-quran?Begitu pula saat kita melihat orang yang sedang
membaca Alquran, janganlah kita mempunyai pikiran orang tersebut sok alim,
justru kita harus ikut senang.
"Rasa sungkan itu hanya datang pada permulaan. Jika sudah terbiasa semua perasaan sungkan itu akan hilang. Sehingga orang-orang dan teman-teman di sekitar kita juga akan menjadi biasa melihat kita mengaji". Make your good habits, lillaahi ta'aala !
ReplyDeletesip (y)
Delete