Monday 24 February 2014

# Opini

Dunia Ini Sungguh Keras, Dik…



Masih ingatkah kalian, sewaktu kecil kalian amat kesal ketika ibumu sudah memanggil kalian yang sedang asyik bermain untuk segera pulang karena hari telah gelap. Atau mungkin kalian malas makan hanya karena menu yang tidak sesuai selera. Tahukah kalian bahwa itu merupakan suatu nikmat yang amat besar? Sungguh, bersyukurlah ketika ibumu memanggilmu pulang ketika hari telah gelap, bersyukurlah ketika kau hanya perlu memasukkan makanan ke mulutmu meski itu bukanlah suatu makanan yang mewah. kau tak perlu mencari uang, kau tak perlu memasak, kau hanya butuh sedikit energy untuk mengambil piring dan sendok makan. Jika kalian masih belum bisa mensyukurinya, coba dengarkan sedkikit cerita dari saya.
                Malam itu, setelah hujan deras reda, saya dan teman (dekat) saya pergi ke circle K, daerah Semolowaru. Di terasnya ada semacam kafe, banyak tempat duduknya, dan didominasi oleh kawula muda. Saya sendiri kesana guna mencari tempat untuk berdiskusi dengan teman (dekat) saya mengenai misi (event) yang akan kami gelar. Sambil menikmati es coklat, kami berdiskusi sampai larut malam. Tiba-tiba anak kecil dengan membawa nampan berisi telur puyuh mendekati saya, wajahnya penuh rasa memohon agar saya membeli telur puyuh yang dibawanya. Matanya berkaca-kaca seolah ingin mengungkapkan kepahitan hidupnya. Meskipun saya tak butuh telur puyuh, jahat sekali bila saya tak membeli hanya satu bungkus telur puyuh itu. Tanpa alas kaki, dengan bajunya yang lusuh, anak kecil itu mendatangi setiap orang dan menyampaikan hal yang sama “telur puyuh…”. Kemudian Kulihat jam pada HP saya menunjukkan pukul 23.39 WIB. Geram sekali rasanya dengan kondisi itu, seharusnya dia tidur di kamar, berselimut penuh kehangatan. Bukannya berteman dengan malam. dimana orang tuanya? Kalau saja sudah tidak punya orang tua, lalu dimana kerabatnya? Dimana tetangganya?
                 Kawan, masihkah kau akan mengingkari nikmat-nikmat Allah? Bersyukurlah, sungguh bersyukurlah nasibmu tidak seperti anak kecil yang berteman malam itu.
                Dik, dunia ini begitu keras. Semoga kau bisa menahlukkannya. Semoga nasibmu indah pada nantinya. Dan bersyukurlah, setidaknya kamu mempunyai tubuh yang normal, tidak cacat. Dan punya tubuh yang kuat untuk berteman dengan malam.

1 comment:

Follow Instagramku