Wednesday 17 May 2017

# Buku

Belajar dari Seekor Gajah

Assalamu’alaykum Wr. Wb.
Belajar itu bisa darimana-mana, tak terkecuali  dari seekor gajah, hewan ciptaan Allah yang terkenal dengan’kebesarannya’ dan belalainya yang panjang.

Sumber gambar : google.

Apa yang bisa kita pelajari dari seekor gajah?
Dari sebuah buku “Memorizing Like An Elephant’ karya Yudi Lesmana dikatakan bahwa gajah adalah hewan yang sangat cerdas. Gajah telah lama menjadi symbol daya ingat di dunia. Kehebatan gajah dalam mengingat telah menjadikan hewan ini ikon World Memory Championships, sebuah kejuaraan dunia mengingat yang telah ada sejak 1991. Ada lho yaa lomba macam gini, nggak hanya lomba balap karung aja hehehe…
Gajah berada dalam urutan tiga besar untuk hewan yang memiliki intelegensia terbaik setelah orang hutan dan lumba-lumba. Keunggulannya terletak dalam daya ingat. Lobus temporal di otak gajah konon lebih berkembang daripada pada manusia. Bagian Lobus tersebut lebih “berlipat” sehingga gajah dapat menyimpan informasi lebih banyak. Hasil penelitian Prof. Dick Byrne tentang gajah menjelaskan bahwa hewan tersebut dapat mengenali gajah lain dalam jumlah yang banyak melalui bunyi yang dikeluarkan oleh hewan-hewan itu.
Gajah mampu berkomunikasi dalam jarak lebih dari 8 kilometer dengan suara infra berfrekuensi rendah yang tidak bisa ditangkap oleh manusia. Karena itu, gajah dapat mengetahui kondisi gajah-gajah lain di sekitarnya yang sedang dalam keadaan terancam, sakit, ataupun berduka.
Gajah juga memiliki rasa kasih sayang yang besar terhadap sesamanya. Jika seekor gajah meninggal, gajah di sekitarnya akan menjaga jasad gajah yang meninggal hingga dua hari dan melindunginya dengan daun-daun, semak-semak, serta batang pohon. Sampai kapan pun gajah yang ikut dalam ‘ritual pemakaman’ akan tetap mengingat tempat itu sebagai sebuah makam. Jadi, mengganggu habitat gajah sama saja dengan mencari masalah besar. Beruntunglah para pawing gajah yang telah merawat dan melatih gajah sejak kecil karena mereka akan selalu diingat oleh gajah tersebut. Pawing gajah akan memiliki bodyguard  terbesar di bumi ini.
Oh iya, mengenai World Memory Championships yang sudah saya singgung di atas tadi, pesertanya ada lho yang dari Indonesia. Namanya bukan Dwi, bukan saya hehehe… Dia adalah Yudi Lesmana, pengarang buku yang sedang saya ulas ini. Hanya ada 149 orang Grandmaster of Memory (GMM) di dunia ini. Gelar tersebut diberikan oleh World Memory Sports Council (WMSC) kepada orang-orang yang mampu mengingat minimal 1000 angka acak dalam 1 jam, 10 dek kartu remi yang telah dikocok dalam waktu kurang dari 2 menit serta mengikuti 7 nomor sisa pertandingan yang diujikan pada World Memory Championship.
Waduuuh mereka makannya apa yaaa? Hihihi…seandainya 149 juara tersebut menghafalkan Alquran, bisa menjadi havidz nggak ya? Hehehe….
Yang jelas, para juara tersebut tidak ada yang memiliki kemampuan mengingat sejak lahir. Begitu kata Kak Yudi Lesmana dalam bukunya. Sama seperti orang-orang yang berlatih di pusat-pusat kebugaran, apakah mereka terlahir dalam keadaan berotot? Pasti tidak kan? Kalau iya kok saya jadi ngeri membayangkan bayi terlahir dengan otot kekar :D
Otak kita, lanjut Kak Yudi, memiliki puluhan ribu saraf neuron bahkan klebih yang terus berkembang jika kita berpikir. Setiap satu saraf neuron akan berkembang 10 kali lipat jika kita melakukan aktivitas mental. Ketika kita mulai berhenti menggunakan otak, maka penyakit yang dinamakan ‘lupa’ akan menyerang. Oleh sebab itu, kita tidak boleh sekali pun berhenti belajar. Umur yang semakin tua, hendaknya tidak menjadi alas an untuk berhenti belajar dan berpikir.

Dalam buku ‘Memorizing Like An Elephant’ ini kak Yudi Lesmana memberikan teknik-teknik mengingat. Ada banyak metode, antara lain metode rantaian, metode lokasi, metode substitusi dan masih banyak lagi. Bukunya bagus, tapi akan percuma kalau yang dibaca  tidak dipraktekkan. Hehe…
ini dia wujud bukunya...
buku ‘Memorizing Like An Elephant’

sampai sini dulua ya, semoga bermanfaat.
yang penasaran sama isi bukunya, boleh pinjam saya atau beli sendiri :P


Salam Dwi Putri Miftahus Sa'adah


yang kadang sering lupa juga:D

2 comments:

  1. Belajar dari seekor gajah. Kalau gajahnya lari?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ucapkan "be carefull on the way" pada gajah :D

      Delete

Follow Instagramku