rafting |
Pasti banyak yang sudah
tahu tentang rafting, tapi sudah nyoba juga beluuum? Saya sih sudah (pamer
tipis-tipis hihi). Saya doakan yang belum nyoba mendapat kesempatan untuk
dapat segera mencoba rafting, aamiin...
Rafting atau Arung
jeram merupakan olahraga di bagian alur sungai yang berjeram menggunakan perahu
karet. Tujuan berarung jeram bisa dilihat dari sisi olah raga, rekreasi dan ekspedisi.
Rafting atau Arung
jeram sebagai olah raga kelompok, sangat mengandalkan pada kekompakan tim
secara keseluruhan. Kerja sama yang terpadu dan pengertian yang mendalam antar
awak perahu, dapat dikatakan sebagai faktor utama yang menunjang keberhasilan
melewati berbagai hambatan di sungai. Tak dapat dibantah bahwa Arung Jeram
merupakan olah raga yang penuh resiko (high risk sport). Namun demikian, setiap
orang mampu melakukannya – asalkan dia dalam kondisi “baik”; baik dalam arti
pemahaman teknis, kemampuan membaca medan secara kognitif, dan sehat fisik dan
mental.
Dalam
rafting ada beberapa alat keselamatan yang perlu diketahui. Pertama untuk
pelampung. Penggunaan pelampung harus benar agar saat terjadi kecelakaan
seperti terjebur, korban dapat diselematkan dengan mudah. Ukuran pelampung harus
pas dengan tubuh, tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Gasper harus
terpasang dengan benar. Klik dengan benar. Dan pastikan bagian bawah pelampung
terikat kuat di badan kita karena jika pengguna terjebur maka yang diangkat
adalah bagian atas pelampung. Bukan tangan atau kaki korban untuk menghindari
cidera. Peralatan yang kedua yaitu helm( pelindung
kepala). mengarungi sungai berjeram dengan letak bebatuan yang tidak teratur
atau sungai dengan derajat kesusahan yang tinggi, helm mutlak dipakai.
tujuannya membuat perlindungan kepala dari kemungkinan benturan benda keras.
helm yang baik mesti mudah, tahan air serta tidak mengganggu pandangan ataupun
gerakan.
Sebelum kita
terjun ada beberapa kode atau aba-aba yang harus kita pahami. Aba-aba ini akan
digunakan oleh guide dalam memandu kita selama berarung jeram. Jika Anda
mendengar instruksi “Boom”, maka instruksi ini dimaksudkan untuk menghindari
jeram. Peserta segera mengangkat dayung dan badan merunduk ke dalam perahu,
serta berpegangan pada perahu. Hal ini untuk menjaga keseimbangan badan agar
tidak terlempar ke sungai. Ada aba-aba ‘goyang’ untuk menggoyang-goyang perahu
saat terperangkap di bebatuan. Dan masih banyak aba-aba lain lagi. Bila Anda
terlempar ke sungai, tetaplah tenang dan jangan panik. Namun, cara berenangnya
tidak seperti berenang di kolam renang. Arahkan tubuh Anda menghadap ke atas seakan
sedang berbaring di atas air. Lalu arahkan tubuh sesuai arus sungai, jangan
melawan arus atau membelakangi arus. Angkat kaki tinggi dan menghadap ke depan
atau ke arah hilir sungai. Hal ini agar Anda mengetahui jika ada batu di depan
Anda dan bisa menahannya dengan kaki.
Itulah sedikit pengalaman yang bisa saya bagi. Yang
belum mencoba, segera coba. Seru banget lho. Rafting kemarin yang saya coba
masih kurang menantang(dasar manusia selalu saja kurang, hihihi....). Tracknya tidak begitu panjang dan jeramnya kurang
deras. Yang memegang dayung pun Cuma guide-nya, peserta hanya mengendalikan
perahu dengan tali yang terpasang di pinggir perahu. Semoga ada kesempatan
mencoba rafting lagi yang lebih menantang, aamiin...
Tarif rafting sekitar Rp 200.000 tiap orang. Sudah termasuk snack, minuman hangat, dan makan. setelah berdingin-dingin ria langsung makan dan minum hangat, hmmm enaak :)
No comments:
Post a Comment