Wednesday 13 January 2016

# cerita

RAFTING



rafting


Pasti banyak yang sudah tahu tentang rafting, tapi sudah nyoba juga beluuum? Saya sih sudah (pamer tipis-tipis hihi). Saya doakan yang belum nyoba mendapat kesempatan untuk dapat segera mencoba rafting, aamiin...
Rafting atau Arung jeram merupakan olahraga di bagian alur sungai yang berjeram menggunakan perahu karet. Tujuan berarung jeram bisa dilihat dari sisi olah raga, rekreasi dan ekspedisi.

Rafting atau Arung jeram sebagai olah raga kelompok, sangat mengandalkan pada kekompakan tim secara keseluruhan. Kerja sama yang terpadu dan pengertian yang mendalam antar awak perahu, dapat dikatakan sebagai faktor utama yang menunjang keberhasilan melewati berbagai hambatan di sungai. Tak dapat dibantah bahwa Arung Jeram merupakan olah raga yang penuh resiko (high risk sport). Namun demikian, setiap orang mampu melakukannya – asalkan dia dalam kondisi “baik”; baik dalam arti pemahaman teknis, kemampuan membaca medan secara kognitif, dan sehat fisik dan mental.
Dalam rafting ada beberapa alat keselamatan yang perlu diketahui. Pertama untuk pelampung. Penggunaan pelampung harus benar agar saat terjadi kecelakaan seperti terjebur, korban dapat diselematkan dengan mudah. Ukuran pelampung harus pas dengan tubuh, tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Gasper harus terpasang dengan benar. Klik dengan benar. Dan pastikan bagian bawah pelampung terikat kuat di badan kita karena jika pengguna terjebur maka yang diangkat adalah bagian atas pelampung. Bukan tangan atau kaki korban untuk menghindari cidera. Peralatan yang kedua yaitu helm( pelindung kepala). mengarungi sungai berjeram dengan letak bebatuan yang tidak teratur atau sungai dengan derajat kesusahan yang tinggi, helm mutlak dipakai. tujuannya membuat perlindungan kepala dari kemungkinan benturan benda keras. helm yang baik mesti mudah, tahan air serta tidak mengganggu pandangan ataupun gerakan.
Sebelum kita terjun ada beberapa kode atau aba-aba yang harus kita pahami. Aba-aba ini akan digunakan oleh guide dalam memandu kita selama berarung jeram. Jika Anda mendengar instruksi “Boom”, maka instruksi ini dimaksudkan untuk menghindari jeram. Peserta segera mengangkat dayung dan badan merunduk ke dalam perahu, serta berpegangan pada perahu. Hal ini untuk menjaga keseimbangan badan agar tidak terlempar ke sungai. Ada aba-aba ‘goyang’ untuk menggoyang-goyang perahu saat terperangkap di bebatuan. Dan masih banyak aba-aba lain lagi. Bila Anda terlempar ke sungai, tetaplah tenang dan jangan panik. Namun, cara berenangnya tidak seperti berenang di kolam renang. Arahkan tubuh Anda menghadap ke atas seakan sedang berbaring di atas air. Lalu arahkan tubuh sesuai arus sungai, jangan melawan arus atau membelakangi arus. Angkat kaki tinggi dan menghadap ke depan atau ke arah hilir sungai. Hal ini agar Anda mengetahui jika ada batu di depan Anda dan bisa menahannya dengan kaki.
Itulah sedikit pengalaman yang bisa saya bagi. Yang belum mencoba, segera coba. Seru banget lho. Rafting kemarin yang saya coba masih kurang menantang(dasar manusia selalu saja kurang, hihihi....). Tracknya tidak begitu panjang dan jeramnya kurang deras. Yang memegang dayung pun Cuma guide-nya, peserta hanya mengendalikan perahu dengan tali yang terpasang di pinggir perahu. Semoga ada kesempatan mencoba rafting lagi yang lebih menantang, aamiin...
Tarif rafting sekitar Rp 200.000 tiap orang. Sudah termasuk snack, minuman hangat, dan makan. setelah berdingin-dingin ria langsung makan dan minum hangat, hmmm enaak :)

No comments:

Post a Comment

Follow Instagramku