Thursday 23 July 2015

# Opini

SESEORANG MENINGGAL DI ATAS KEBIASAAN AMALNYA

Sesuatu yang sangat dekat dengan manusia di dunia ini adalah kematian. Karena sudah pasti akan menghampiri setiap manusia. Tinggal menunggu saja kapan datangnya. Mau kabur karena belum siap? Jangan harap, karena itu tidak akan bisa. Kematian adalah takdir Allah yang tidak bisa diubah.

Teringat ceramah setelah subuh dalam bulan Ramadhan kemarin. Sang penceramah berkata bahwa, seseorang akan meninggal di atas kebiasaan amalnya. Mendengar sebaris kalimat itu, cukup membuat diri ini takut. Sudahkah amalan-amalan saya diridloiNya? Bagaimana bila saya meninggal di tengah perbuatan yang sia-sia? Na’udzubillah...Kita sering kali memikirkan bagaimana hidup enak, tapi melupakan bagaimana agar mati enak.

Setiap aktivitas yang akan kita lakukan hendaknya dibarengi dengan pertanyaan “bagaimana bila saya meninggal ketika sedang mengerjakan hal itu?”, pertanyaan itu akan cukup mengurungkan niat kita bila aktivitas yang akan kita lakukan tidak sesuai dengan syariat. Allah SWT mempunyai kehendak untuk memanggil setiap hambaNya kapanpun dan dimanapun. Masih mau berbuat sia-sia? Na’udzubillah...

Terdapat doa dalam Al-quran agar kita meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Q.S Yusuf ayat 101 yang artinya
“(wahai Tuhan) pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.”

Bilal Bin Rabbah, seorang budak berkulit hitam legam yang sangat taat kepada Allah, rela disiksa oleh kaum kafir Quraiy karena tetap mempertahankan keimanannya pada Allah. Bilal meninggal dalam keadaan tersenyum. Bahkan jauh sebelum meninggalnya Bilal, Nabi telah mendengar derap langkahnya di surga. Apa rahasianya? Rahasianya adalah Bilal senantiasa menjaga wudlu dan melaksanakan sholat sunnah. Sungguh, mulianya seseorang tidak dipandang dari kekayaannya, melainkan dari ketaqwaannya pada Allah. Boleh kita meneladani seorang budak sepeti Bilal? Saya katakan, Harus!!!

Saya mempunyai cita-cita agar meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Semoga Allah memanggil saya ketika sedang melaksanakan sholat, atau dalam keadaan berpuasa, atau amalan-amalan yang diridloiNya. Semoga Allah memanggil saya karena kerinduanNya pada saya. Aamiin...

Bagaimana agar cita-cita itu dapat terwujud? Semakin sering kita melakukan amalan-amalan yang diperintahkan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, semakin berpeluang kita meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Itulah mengapa seseorang akan meninggal di atas kebiasaan amalnya.

Saya pernah membaca sebuah cerita, ada seorang remaja yang meninggal dan tangannya tidak bisa disedekapkan layaknya jasad orang meninggal seharusnya. Tangannya kaku ke atas. Ditanyakanlah kepada ibunya apa yang biasa dilakukan remaja tersebut semasa hidupnya. Sang ibu bercerita bahwa anaknya sangat menyukai lagu dan musik. Sangat terobesi dengan musik dan penyanyi-penyanyinya. Suatu hari anaknya datang ke acara pernikahan temannya. Dalam acara pesta sangat umum dimainkan musik dan anaknya berjoget dengan riangnya. Ketika berjoget sang anak jatuh dan membentur meja. Hingga anaknya meninggal dan tangannya membentuk seperti orang yang sedang berjoget. Tangannya kaku tidak bisa dikembalikan hingga dengan terpaksa jasadnya dimakamkan dalam keadaan yang tidak wajar. Na’udzubilllah...cerita tersebut mengandung ibrah(pelajaran) yang besar bagi kita semua. Kematian menghampiri siapa saja dan kapan saja, meskipun usia seseorang masih muda. Allah yang Maha Berkehendak. Semoga kita tidak meninggal dalam keadaan suul khotimah(buruk).

Lirik bagus dari Mas Opick dari sebuah lagu berjudul Andai waktu memanggil.
"Andai waktu memanggilku
Berharap tersenyum di akhir masaku
Maafkanlah ampuni diriku
Hati ‘kan memohon di kemahaan-Mu"



2 comments:

  1. Semakin jauh kita berpetualang mengarungi kehidupan ini, maka semakin dekat kita dengan jalan pulang, kematian.

    #Horor. Hiiiii......

    ReplyDelete

Follow Instagramku