Teman-teman sudah pernah nonton film
“Tanah Surga, Katanya”? bukan film baru sih, tapi saya barusan menontonnya.
Harap maklum ya, saya bukan tipe anak yang hobi nonton film, bisa dikatakan kudet banget soal film, alias kurang
update. Biasanya saya nonton film kalau ada anak yang bergerombol nonton film
di laptop, terus saya nimbrung. Itu aja kalau saya mood, kalau lagi nggak mood ya
nggak nimbrung atau kalau ada faktor X yang menyebabkan saya nonton. Seperti kisah
dibawah ini.
Jadi ceritanya pada hari minggu saya
tidak turut ayah ke kota, apalagi naik delman istimewa, karena ayah saya nggak
pergi ke kota dan di desa saya nggak ada delman. Pada hari itu saya bosen
banget, sudah berjam-jam belajar untuk persiapan UAS (padahal dua jam tidak genap
lho) lalu saya bingung mau ngapain, terus saya ke kamar adek saya. Saya buka
laptopnya, membuka folder Album yang berisi musik, foto, dan film. Nah tangan
saya tergerak untuk menelusuri folder film. Akhirnya saya menemukan file dengan
nama “Tanah Surga, Katanya”. Hmmm satu kata dari saya. penasaran. Akhirnya saya
menontonnya.
Lalu komentar saya untuk film itu?
bagus. Yang belum pernah nonton, nih saya buatkan reviewnya (klik disini). Film ini menggambarkan
betapa bobroknya negeri kita. Dengan
warga yang jiwa nasionalismenya sangat kurang. Tokoh Salman dan kakek mengajak
kita untuk tetap mencintai Indonesia. “APAPUN YANG TERJADI, JANGAN KURANGI RASA
CINTAMU PADA INDONESIA”.
Apakah kita benar-benar mencintai
negeri kita sendiri? Apa bukti cinta kita pada Indonesia? Mari kita raba diri
kita masing-masing. Dan coba lihat gaya hidup kita masing-masing. Suka beli
produk dalam negeri atau luar negeri? Bangga dengan tim sepakbola dalam negeri
atau luar negeri?
Jika kita tidak bisa malakukan hal besar
untuk negeri kita, lakukan saja hal kecil yang bermanfaat. Jangan heran
jika di tas atau kantong baju saya ada banyak sampah bungkus permen atau jajan,
itu karena saya punya sampah sedangkan saya belum menemukan tempat sampah. Jika kita tidak bisa membangun seenggaknya
kita jangan merusak. Saya benci sekali dengan coretan coretan tidak jelas
pada beberapa bangunan. Dan itu sangat mengganggu pemandangan. Hmmm...Cuma bisa
berdoa semoga generasi penerus selanjutnya akan semakin baik, Aamiin...
No comments:
Post a Comment