Thursday 20 November 2014

# cerita

BUKAN BUNGA EDELWEIS



Halo saudaraaaaaa, apa kabar? Sudah makan? (kalau belum ya silahkan makan sendiri, jangan minta suapin saya hehe....) kali ini saya ingin membagikan sesuatu yang saya dapatkan dari kegiatan SLICE lalu. Anggap saja ini adalah oleh-oleh dari saya hehe...
mirip bunga edelweis





Lihat gambar di atas! Itu tanaman apa hayooo??? Bunga apa itu? Coba tebak!

Jengjeeeeeng.....ceritanya begini:
Saat kami tiba di depan rumah pak Prapto, salah satu warga desa Bumiaji yang menyediakan penginapan untuk kami, perhatian kami tertuju pada bunga-bunga itu. Salah satu teman saya nyeletuk, “itu edelweis ya?”. Saya yang akrab banget dengan bunga edelweis karena pernah memilikinya, tidak terima akan pendapat tersebut, tapi saya sendiri tidak tahu itu bunga apa. Dan hati kecil berbicara bahwa bunga itu memang mirip edelweis hihihi......Akhirnya dosen saya tertawa dan memberi tahu kami bahwa itu adalah bunga wortel. Heaaaaaaa ter-nya-ta. Saya baru melihat bunga wortel rupanya seperti itu hehe...

Siapa yang tak kenal Salah satu sayur sop-sopan berwarna cerah, terkenal sebagai makanan favorit kelinci, juga khasiatnya untuk kesehatan mata? Iya, hampir semua orang kenal banget bahwa itu adalah wortel. Tapi tahukah anda bagaimana cara budidaya wortel? Apakah ditanam wortelnya?????

Karena berbagi adalah suatu kebahagiaan untuk saya, maka saya ingin berbagi sedikit apa yang telah saya punya, jangan berharap saya akan berbagi uang bergambar soekarno-hatta, jangan! Saya ingin berbagi cerita saja, hehehe....

Suatu pagi saya melihat penampakan seperti ini:

bunga wortel yang dijemur


bapak berjaket biru yang menawan hihi



Rasa ke-kepo-an saya tidak bisa dibendung dan akhirnya mendekati bapak tersebut, saya bertanya-tanya dan berdasarkan penjelasan bapak tersebut, wortel yang sudah dipanen diambil bunganya untuk dijadikan bibit. Caranya? Rontokkan butiran-butiran pada bunga wortel dengan cara seperti ini (bingung gimana mengungkapkan dengan kata-kata hehe)

merontokkan butiran benih wortel



Kemudian hasil rontokan tersebut ditampeni untuk memisahkan butiran dengan serbuk-serbuk atau bagian yang tidak diperlukan. Cara menanamnya cukup menaburkan butiran tersebut pada tanah. Sudah, itu saja yang saya ketahui hahaha... butirannya itu mirip dengan jinten, bro tapi agak melembung. Kira-kira seperti itulah hehe....

Kata bapak berjaket biru tersebut, bibit wortel dijual Rp.80000/mug. “mug-nya seberapa, pak?”, tanya saya. “segini”, jawab bapak tersebut sambil melengkungkan tangannya. Silahkan dibayangkan sendiri seberapa ukurannya hahaha karena saya juga membayangkan. “wah mahal ya, pak?” entah dasar apa saya berpendapat bahwa itu mahal padahal saya tidak tahu ukuran mug-nya. “iya. mahal, dek”, wah ternyata sependapat hahaha...

Sekian dari saya, apabila penjelasan saya singkat, padat, dan menyesatkan karena tidak jelas, silahkan cari tahu sendiri kejelasannya bagaimana hahaha....

Terima kasih kegiatan SLICE, telah membawa saya ke tempat baru, untuk melihat hal baru.

No comments:

Post a Comment

Follow Instagramku