Halo
saudaraaaaaa, apa kabar? Sudah makan? (kalau
belum ya silahkan makan sendiri, jangan minta suapin saya hehe....) kali
ini saya ingin membagikan sesuatu yang saya dapatkan dari kegiatan SLICE lalu.
Anggap saja ini adalah oleh-oleh dari saya hehe...
mirip bunga edelweis |
Lihat
gambar di atas! Itu tanaman apa hayooo??? Bunga apa itu? Coba tebak!
Jengjeeeeeng.....ceritanya
begini:
Saat
kami tiba di depan rumah pak Prapto, salah satu warga desa Bumiaji yang menyediakan
penginapan untuk kami, perhatian kami tertuju pada bunga-bunga itu. Salah satu
teman saya nyeletuk, “itu edelweis ya?”.
Saya yang akrab banget dengan bunga edelweis karena pernah memilikinya, tidak
terima akan pendapat tersebut, tapi saya sendiri tidak tahu itu bunga apa. Dan
hati kecil berbicara bahwa bunga itu memang mirip edelweis hihihi......Akhirnya
dosen saya tertawa dan memberi tahu kami bahwa itu adalah bunga wortel. Heaaaaaaa ter-nya-ta. Saya baru melihat
bunga wortel rupanya seperti itu hehe...
Siapa
yang tak kenal Salah satu sayur sop-sopan
berwarna cerah, terkenal sebagai makanan favorit kelinci, juga khasiatnya
untuk kesehatan mata? Iya, hampir semua orang kenal banget bahwa itu adalah
wortel. Tapi tahukah anda bagaimana cara budidaya wortel? Apakah ditanam
wortelnya?????
Karena
berbagi adalah suatu kebahagiaan untuk saya, maka saya ingin berbagi sedikit
apa yang telah saya punya, jangan berharap saya akan berbagi uang bergambar
soekarno-hatta, jangan! Saya ingin berbagi cerita saja, hehehe....
Suatu
pagi saya melihat penampakan seperti ini:
bunga wortel yang dijemur |
bapak berjaket biru yang menawan hihi |
Rasa
ke-kepo-an saya tidak bisa dibendung
dan akhirnya mendekati bapak tersebut, saya bertanya-tanya dan berdasarkan
penjelasan bapak tersebut, wortel yang sudah dipanen diambil bunganya untuk
dijadikan bibit. Caranya? Rontokkan butiran-butiran pada bunga wortel dengan
cara seperti ini (bingung gimana
mengungkapkan dengan kata-kata hehe)
merontokkan butiran benih wortel |
Kemudian
hasil rontokan tersebut ditampeni
untuk memisahkan butiran dengan serbuk-serbuk atau bagian yang tidak
diperlukan. Cara menanamnya cukup menaburkan butiran tersebut pada tanah.
Sudah, itu saja yang saya ketahui hahaha... butirannya itu mirip dengan jinten,
bro tapi agak melembung. Kira-kira seperti itulah hehe....
Kata
bapak berjaket biru tersebut, bibit wortel dijual Rp.80000/mug. “mug-nya seberapa, pak?”, tanya saya. “segini”, jawab bapak tersebut sambil
melengkungkan tangannya. Silahkan dibayangkan sendiri seberapa ukurannya hahaha
karena saya juga membayangkan. “wah mahal
ya, pak?” entah dasar apa saya berpendapat bahwa itu mahal padahal saya
tidak tahu ukuran mug-nya. “iya. mahal, dek”, wah ternyata
sependapat hahaha...
Sekian
dari saya, apabila penjelasan saya singkat, padat, dan menyesatkan karena tidak
jelas, silahkan cari tahu sendiri kejelasannya bagaimana hahaha....
Terima
kasih kegiatan SLICE, telah membawa saya ke tempat baru, untuk melihat hal
baru.
No comments:
Post a Comment