Tuesday 16 July 2013

# cerita

kini kumengerti,Bapak



Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan itu benar-benar harus dilenyapkan. Toh ini juga ada ayatnya, al-asr (demi masa). Memang yah manusia, apa harus nunggu disentil dulu baru bertindak?
berikut akan sedikit saya beberkan pengalaman buruk saya yang mungkin bisa jadi pelajaran berharga bagi anda. Meskipun ini sedikit membongkar aib saya, hihihi….
Ceritanya begini,
Berawal pengen taraweh di tempat yang berbeda dari biasanya, saya dan mbak kos berangkat taraweh ke masjid manarul ITS naik sepeda motor saya. Di tengah perjalanan, dan pas di tengah jalan, sepeda motor saya berhenti dengan tidak wajar. Bayangkan! PAS DI TENGAH JALAN meeen. Untung malaikat ijroil sedang tidak berada di TKP, Alhamdulillah saya masih selamat dari ancaman mobil-mobil yang melaju di belakang saya. Sepeda motor di majuin nggak bisa, dimundurin juga nggak bisa. Ya salam ternyata rantenya nyelip dan putus. Dari kemaren memang longgar. Sudah tahu longgar mbok ya segera diservickan, eh namanya manusia yang kurang menghargai waktu ya, malah menunda-nunda. “besok siang saja”. Besok siangnya, “ah besok pulang UAS aja”, pas pulang UAS, “besok aja pas ngganggur”, padahal ya banyak nganggurnya sih. Lagi-lagi, ah manusia.
Sampai-sampai ada malaikat tanpa sayap, dua orang pemuda tak dikenal yang mau berbaik hati pada kami. Memindahkan sepeda motor ke tepi dan mengeluarkan rante yang nyelip. Setelah diskusi sebentar, akhirnya saya dipinjemi sepeda motor pemuda itu untuk membeli rante dan masnya menyanggupi untuk memasangkan rante baru. Saya dan mbak kos menyusuri sepanjang jalan mulyosari sampai ujung tapi nggak nemu toko yang jual rante sepeda motor yang masih buka. Ya sudah, memang nasib. Kuputuskan untu kembali ke TKP.
Saat perjalanan kembali ke TKP, ini otak sepertinya baru berfungsi. Bodohnya diriku begitu mudahnya melepas sepeda motor pada orang yang nggak dikenal. Gimana kalo sepedaku dibawa kabur. Toh yang rusak Cuma rante. Ini sepeda masnya yang tak bawa juga jauh lebih buruk dari sepedaku, belum tentu juga punya masnya sendiri. Haduh ya Allah…deg deg deg ini rasanya.
Pas sampai, melihat masnya duduk termenung menunggu kedatanganku itu rasanya subhanallah dan alhamdulilah sangat. Baik sekali orang ini. Membuatku menyesal telah bersu’udzan pada masnya tadi. ingin memberi sedikit imbalan pada masnya atas perlakuan baiknya, tapi lagi-lagi masnya baik sekali tidak menerima pemberianku.
Setelah kejadian ini, aku telfon bapak dan bercerita pada bapak. Haduhh malah ditertawakan sama bapak. Untung saja pemuda itu benar-benar orang baik dan tidak membawa kabur sepeda motorku. Hidup ini memang keras, jarang sekali bertemu dengan orang baik, apalagi di kota besar seperti Surabaya.
Hehe…kini ku mengerti, Bapak. Untuk anak ceroboh seperti aku ini pantas dibawain sepeda jelek-jelek saja. Untung saja yang tak bawa nggak sepeda motor baru.hahaha
Ya, begitulah cerita kecerobohan saya.
Pelajaran bagi anda, jangan suka nunda-nunda pekerjaan. Kasih tuh perhatian lebih untuk kendaraan anda haha. Dan jangan mudah percaya sama orang asing. Ya untungnya sih nasib saya pas bejo bertemu dengan pemuda baik itu. Di lain cerita, orang yang bernasib mirip dengan saya, sepedanya dibawa kabur sama orang yang sok baik menolongnya (kalau ini cerita dari bapak saya) hehee….
Sekiaaaaaan…

No comments:

Post a Comment

Follow Instagramku