Kebiasaan
menunda-nunda pekerjaan itu benar-benar harus dilenyapkan. Toh ini juga ada
ayatnya, al-asr (demi masa). Memang yah manusia, apa harus nunggu disentil dulu baru bertindak?
berikut akan sedikit saya beberkan pengalaman buruk saya yang mungkin bisa jadi pelajaran berharga bagi anda. Meskipun ini sedikit membongkar aib saya, hihihi….
berikut akan sedikit saya beberkan pengalaman buruk saya yang mungkin bisa jadi pelajaran berharga bagi anda. Meskipun ini sedikit membongkar aib saya, hihihi….
Ceritanya
begini,
Berawal
pengen taraweh di tempat yang berbeda dari biasanya, saya dan mbak kos
berangkat taraweh ke masjid manarul ITS naik sepeda motor saya. Di tengah
perjalanan, dan pas di tengah jalan, sepeda motor saya berhenti dengan tidak
wajar. Bayangkan! PAS DI TENGAH JALAN meeen. Untung malaikat ijroil sedang
tidak berada di TKP, Alhamdulillah saya masih selamat dari ancaman mobil-mobil
yang melaju di belakang saya. Sepeda motor di majuin nggak bisa, dimundurin
juga nggak bisa. Ya salam ternyata rantenya nyelip dan putus. Dari kemaren
memang longgar. Sudah tahu longgar mbok ya segera diservickan, eh namanya
manusia yang kurang menghargai waktu ya, malah menunda-nunda. “besok siang saja”. Besok siangnya, “ah besok pulang UAS aja”, pas pulang
UAS, “besok aja pas ngganggur”,
padahal ya banyak nganggurnya sih. Lagi-lagi, ah manusia.
Sampai-sampai
ada malaikat tanpa sayap, dua orang pemuda tak dikenal yang mau berbaik hati
pada kami. Memindahkan sepeda motor ke tepi dan mengeluarkan rante yang nyelip.
Setelah diskusi sebentar, akhirnya saya dipinjemi sepeda motor pemuda itu untuk
membeli rante dan masnya menyanggupi untuk memasangkan rante baru. Saya dan
mbak kos menyusuri sepanjang jalan mulyosari sampai ujung tapi nggak nemu toko
yang jual rante sepeda motor yang masih buka. Ya sudah, memang nasib.
Kuputuskan untu kembali ke TKP.
Saat
perjalanan kembali ke TKP, ini otak sepertinya baru berfungsi. Bodohnya diriku begitu
mudahnya melepas sepeda motor pada orang yang nggak dikenal. Gimana kalo
sepedaku dibawa kabur. Toh yang rusak Cuma rante. Ini sepeda masnya yang tak
bawa juga jauh lebih buruk dari sepedaku, belum tentu juga punya masnya sendiri.
Haduh ya Allah…deg deg deg ini rasanya.
Pas
sampai, melihat masnya duduk termenung menunggu kedatanganku itu rasanya
subhanallah dan alhamdulilah sangat. Baik sekali orang ini. Membuatku menyesal
telah bersu’udzan pada masnya tadi. ingin memberi sedikit imbalan pada masnya
atas perlakuan baiknya, tapi lagi-lagi masnya baik sekali tidak menerima
pemberianku.
Setelah
kejadian ini, aku telfon bapak dan bercerita pada bapak. Haduhh malah
ditertawakan sama bapak. Untung saja pemuda itu benar-benar orang baik dan
tidak membawa kabur sepeda motorku. Hidup ini memang keras, jarang sekali
bertemu dengan orang baik, apalagi di kota besar seperti Surabaya.
Hehe…kini
ku mengerti, Bapak. Untuk anak ceroboh seperti aku ini pantas dibawain sepeda
jelek-jelek saja. Untung saja yang tak bawa nggak sepeda motor baru.hahaha
Ya,
begitulah cerita kecerobohan saya.
Pelajaran
bagi anda, jangan suka nunda-nunda pekerjaan. Kasih tuh perhatian lebih untuk
kendaraan anda haha. Dan jangan mudah percaya sama orang asing. Ya untungnya
sih nasib saya pas bejo bertemu
dengan pemuda baik itu. Di lain cerita, orang yang bernasib mirip dengan saya,
sepedanya dibawa kabur sama orang yang sok baik menolongnya (kalau ini cerita
dari bapak saya) hehee….
Sekiaaaaaan…
No comments:
Post a Comment