Kita
pasti pernah mengalami dimana hari-hari terasa berat. Pikiran berkecamuk. Hati terasa
sempit. Perasaan gundah gulana. Resah dan gelisah.
Hati
yang bersedih penyebabnya bisa bermacam-macam. Bisa masalah dengan seseorang
atau dengan banyak orang. Bahkan bisa saja permasalahan dengan hati sendiri. Perasaan
yang tidak bisa ungkapkan pada orang lain, kecuali diri sendiri yang merasakan.
Bisa karena kekecewaan atas apa yang terjadi tidak sesuai dengan harapan kita.
Jika
sudah begitu, apa yang seharusnya kita perbuat?
Dengarkan
ini…
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. “
(Al-Insyirah : 5-6)
“Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu,
lalu (hati) kamu menjadi puas.”
(Ad-Dhuha : 5)
(Ad-Dhuha : 5)
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu
orang-orang yang beriman.”
(Q.S. Al-Imran: 139)
“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah melainkan orang-orang yang kufur.”
(Q.S. Yusuf: 87)
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
(Q.S. Al-Baqarah: 286)
Wahai
hati yang bersedih, menangis tidak apa jika itu melegakan. Bersedihlah tidak
apa barang sejenak. Sudah tabiatnya manusia bila tertimpa musibah akan bersedih
hati. Tapi ingat, tetaplah sabar.
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka
sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan”
(QS.’Āli `Imrān: 186)
Hidup
memang tak akan lepas dari masalah. Kalau lepas dari masalah, lepas juga nyawa
kita. Begitu.
Allahu yasfiik....
Allahu yasfiik....
No comments:
Post a Comment