Friday 19 April 2019

# Opini

Mengapa Adanya Diskon Justru Membuat Kantong Jebol?


Ketika teman-teman saya heboh mengikuti promo besar-besaran dari suatu marketplace, seperti flash sale, harbolnas, dan entah apalagi, spontan saya bilang "Aku tuh orangnya nggak belanja karena diskon". Langsung deh disorakin teman-teman. Wkwk

Bukannya sok iyeee, bukan sok kaya, tetapi justru demi penghematanlah saya tidak mengikuti promo-promo begitu (sembarangan), jika memang tidak ada barang yang sedang kubutuhkan. Ya boleh lah manfaatin promo, tapi harus sesuai kebutuhan. 

Tidak sedikit dari teman-teman yang saya amati, dan pengakuan mereka sendiri, adanya diskon-diskon tersebut justru membuat kantong jebol.

Ya iya lah, karena adanya promo diskon diskon tersebut membuatmu yang awalnya tak butuh suatu barang menjadi dibutuh-butuhkan. Memaksa butuh, akhirnya belanja. Padahal prinsip belanja itu karena kita butuh.

Aku tunjukin hitung-hitungannya ya. Ketika kamu yang pada awalnya tidak membutuhkan barang X, kemudian ada diskon barang X yang awalnya harga 100.000 menjadi 50.000 saja, orang yang kalap, dia berpikir telah menghemat 50.000. Tetapi menurut saya, justru dia sedang tidak berhemat. Yang awalnya 0 rupiah, sekarang dia keluar uang 50.000 rupiah.

Berbeda jika kamu memang butuh barang X sebelum diskon itu ada. Contohnya, dulu saya rutin beli sabun Cetaphil tiap 2 bulan sekali. Mahal banget kan itu harganya. Ketika sabun saya diprediksi akan habis semingguan lagi, saya menemukan promo 30% di sebuah toko. Tanpa pikir panjang, saya langsung beli. Nah ini baru yang dinamakan penghematan.

Contoh lagi, kemarin tanggal 17 April banyak banget promo pemilu dengan hanya menunjukkan jari ungunya. Sebelumnya (yaitu tanggal 16 April) saya memang berniat beli susu murni. Sudah chat tuh sama adminnya mau pesan. Ketika sedang chatting itu, kumelihat info di instagram ada diskon 50% pada tanggal 17 April. Wkwk kebetulan banget. Semangat bangetlah saya upload selfi dengan jari ungu pada tanggal 17 April. Promo itu benar-benar ditakdirkan untukku.

So, kamu harus bisa bedain mana kebutuhan, mana keinginan, dan mana promo yang ditakdirkan untukmu wkwk. Seringkali saya melihat sebuah iklan yang cukup menggiurkan. Tapi hati saya selalu berkata, "Ini iklan bukan untuk saya", lalu saya melenggang saja, tidak mempedulikannya. Lha wong iklannya iklan rumah, mobil, apartemen, sediskon diskonnya itu tetap mahal gengs buat saya. Hehe...

Yaaa intinya tulisan saya adalah bijaklah mengelola uang. Belanjalah sewajarnya dan sesuai kebutuhan.
Innal mubaddziriina kaanu ikhwaanas syayaathiin... Wa kaanasy-syaithoonu lirobbihii kafuuroo...
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syaitan. Dan syaitan itu sangat ingkar kepada tuhannya. (QS. Al-Isra' : 27)

4 comments:

  1. (((harus bisa bedain mana kebutuhan, mana keinginan))) ini bener banget nih... prinsip kaya gitu ampuh jadi rem napsu belanja saya mbak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat, Mbak. Karena sudah berhasil punya rem belanja. Diluar sana banyak orang gak bisa ngerem belanja hehehe

      Delete
  2. Wah setuju banget nih! Aku juga mikirnya gitu, ketika kita beli barang diskon itu bukan berarti kita lagi menghemat, justru kita malah keluar uang tetep. Akupun selalu pilih pilih mau menuruti diskon yang mana. Kadang malah beli barangnya buat dijual lagi aja hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah pinter banget memanfaatkan peluang, Mbak. wkwkwk Bisa cari keuntungan dari diskon buat dijual lagi.

      Delete

Follow Instagramku